Seorang urban designer muda ingin
berkontribusi membangun Indonesia.
Pekerjaannya di sebuah biro arsitek korporasi di Singapura tidak memuaskan
hatinya.
Karenanya, di sela-sela pekerjaan korporasinya dia ikut
sayembara urban design yang diselenggarakan berbagai Pemda.
Kemaren juara tiga.
Sekarang juara satu.
"Amerika udah kebangun. Jepang udah
kebangun. Vietnam belum matang. Ya yang bisa dikerjain urban design-nya
sekarang Indonesia," tuturnya, membuat gue berhenti mikir sejenak.
Jadi motifnya nasionalisme atau oportunisme?
Oportunisme lebih mudah dipercaya daripada
nasionalisme.
"Lo gak mau balik, bikin biro
sendiri?" tanya gue.
"Ah gue mah salary man."
Dia menerawang.
"Kenapa ya salary man suka dianggap
negatif?"
"Kayanya cuma negatif kalau itu bukan
yang lo mau deh. Kalau lo emang maunya jadi salary man... ngasih security buat keluarga lo, kenapa
negatif?"
Jangan-jangan dia bukan salary man.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar