Gue meringkuk kesakitan di tempat tidur karena
sebuah gigi. Padahal hari ini gue mau meriset tentang The Science Of Breath
biar cepat bikin film.
Dua hari yang lalu, gigi itu ditambal setelah
mungkin setahun dibiarkan.
"Bau ya?" katanya hari itu ketika
gue mengendus-ngendus giginya. Ada titik hitam di gigi belakang.
Gue mengangguk.
"Berarti setahun kemaren gue bau
dong?" Hitam gue tak lagi titik. Sudah garis.
Dia mengangguk.
"Kok lo gak bilang?"
"Kan udah gue suruh ke dokter gigi."
"Kok gak bilang bau?"
"Abis lo gampang tersakiti."
Maksudnya hati, bukan gigi.
Dua hari yang lalu gue tambal gigi karena
sakitnya sudah tak tertahankan lagi. Hari ini gue coba-coba ngunyah pakai gigi
itu, ternyata tetap sakit.
Menurut The Science Of Breath, tubuh kita
adalah sebuah sistem. Kalau ada satu yang terganggu, semua akan terganggu.
Dengan pernafasan yang benar, sebenarnya kita bisa menyembuhkan diri sendiri.
Pernafasan yang benar adalah dengan diafragma,
membuat perut atas semakin membuncit.
Tapi gue tidak pernah bernafas dengan benar.
Gue teronggok di tempat tidur di hari yang harusnya berkarya.
"Body, mind, and soul. No one can be a
master ignoring one of these three."
Gigi kecil pun tetap harus disayang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar