Kamis, 21 Januari 2016

Instalasi Gawat Yang Gak Mengenal Darurat

"Mami belum tidur. Sampai jam 3 pagi mami masih ngelap-ngelap mencret Papi, berceceran di tempat tidur rumah sakit. Ada tiga suster di situ, bukannya mau mereka nolongin. Kami malah disuruh-suruh pulang terus," keluh Mak Gondut menyesalkan kenapa tadi malam dia gak langsung bawa Papi ke rumah sakit Advent, malah ke rumah sakit tentara dekat rumah.

"Iyalah lain kali bawa ke Advent aja. Mami kan juga udah tua. Kesehatan Mami lebih penting daripada duit," jawab gue.

Tapi Papi ngotot pagi ini dia dibawa ke rumah sakit tentara lagi, kali ini yang di Cimahi. Dia bilang di rumah sakit tentara dia lebih diurus karena banyak temannya.

Bukan karena gratis.

Tapi harus langsung ke IGD karena BPJS Papi sebenarnya tidak memperbolehkan Papi langsung ke sini tanpa rujukan. Kecuali lewat IGD.

Sesampainya di IGD, gue turun dari mobil dan kebingungan harus melapor ke mana.

"Kalau bawa pasien, ke dalam aja bu. Di luar sini buat administrasi."

"Pasiennya bisa duduk di kursi roda atau harus tidur?" tanya suster di dalam.

Manalah gue tahu.  Harus gue balik ke mobil, nanya dulu?

Lalu dia mengambil tempat tidur dorong dengan tidak sigap.

Kalau yang gue bawa pasien gawat darurat beneran, sepertinya udah mati sekarang.

Papi diperiksa dokter jaga berbadan gym dan berbatik mahal.

"Oh ini masalah perut aja kok, Pak. Gak perlu dirawat," katanya, belum 10 detik memeriksa.

"Saya sudah telepon Dokter Itu, katanya langsung di-EKG aja dulu..."

"Gak perlu kok, Pak..."

"Bisa telepon Dokter Itu aja minta kemari?"

"Wahhh saya gak bisa nelepon-nelepon Dokter Itu nyuruh-nyuruh kemari.Bapak telepon aja sendiri," katanya cuek sambil mengangkat tangan dan menjauh pergi, kembali makan kripik bersama suster-suster.

Lalu tujuh calon dokter mengelilingi Papi, menanyakan pertanyaan yang itu-itu terus diulang-ulang sambil memegang rekam medis Papi. Kalau saja mereka bisa membaca, tidak perlu mereka menanyai Papi. Tapi setidaknya Papi jadi di-EKG. Walaupun harus diulang tiga kali karena salah pasang kabel dan kertas abis.

Lalu Dokter Itu datang dan semua menjadi lebih ramah. Gue akhirnya mengerti kenapa Papi lebih merasa dianggep di sini.

Tapi kalau Papi pasien gawat beneran, dari tadi Papi udah mati tiga kali.

Lain kali harus ke Advent.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar