Mereka berpelukan. Nemplok seperti yin dan
yang, bergumpal saling mengisi.
"Kalau lo dah punya pacar, kita masih
bisa pelukan kaya gini?" tanya Yin.
"Bisa. Tinggal diatur jadwalnya,"
jawab Yang.
Yin mentoyor kepala Yang, mendorong Yang lebih
menggumpal masuk ke dada Yin.
Yin dan Yang datang dari dua dunia yang
sekilas serupa tapi berbeda. Mereka terlihat indah ketika disatukan dalam
sebuah lambang yang menjamuri kuil-kuil Budha.
Di toko alai Cihampelas gak indah lagi sih.
Untuk menggumpal berdua membentuk lingkaran
sempurna, terlalu banyak yang harus mereka lawan.
Yin harus terus melingkar, mengikuti gerakan
Yang yang selalu ingin menjadi bentuk di
dunia yang menurutnya terlalu putih. Yang juga harus terus melingkar,
mengikuti gerakan Yin yang selalu ingin
putih bersama dunia sampai tak tahu dia siapa.
Di dalam Yin, ada sebuah hitam yang akan terus
ada di sana.
Di dalam Yang, ada sebuah putih yang akan
terus di sana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar