Minggu, 10 Januari 2016

Yin dan Yang

Mereka berpelukan. Nemplok seperti yin dan yang, bergumpal saling mengisi.

"Kalau lo dah punya pacar, kita masih bisa pelukan kaya gini?" tanya Yin.

"Bisa. Tinggal diatur jadwalnya," jawab Yang.

Yin mentoyor kepala Yang, mendorong Yang lebih menggumpal masuk ke dada Yin.

Yin dan Yang datang dari dua dunia yang sekilas serupa tapi berbeda. Mereka terlihat indah ketika disatukan dalam sebuah lambang yang menjamuri kuil-kuil Budha.

Di toko alai Cihampelas gak indah lagi sih.

Untuk menggumpal berdua membentuk lingkaran sempurna, terlalu banyak yang harus mereka lawan.

Yin harus terus melingkar, mengikuti gerakan Yang yang selalu ingin menjadi bentuk  di dunia yang menurutnya terlalu putih. Yang juga harus terus melingkar, mengikuti  gerakan Yin yang selalu ingin putih bersama dunia sampai tak tahu dia siapa.

Di dalam Yin, ada sebuah hitam yang akan terus ada di sana.


Di dalam Yang, ada sebuah putih yang akan terus di sana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar