Dia memperkenalkan seorang sutradara Jogja.
Gue menjabat tangannya.
"Nah kalau ini dari industri,"
tambahnya sambil memperkenalkan gue.
"Gue mah nggak industri kalik,
Mbak."
"Ya kan lo Jakarta. Industri lah."
"Gue kan dari Bandung, Mbak."
"Sama ajalah," jawabnya.
Nasib anak Bandung. Dianggap bagian dari kabupaten DKI Jakarta.
Padahal cara kerja kami masih mirip Jogja,
community based. Gak industri-industri amat.
Tapi juga mirip Jakarta, karena ngomongnya aja
gue elo. Walau gue elo-nya diikuti 'mah' dan diakhiri 'euy', bukan 'dong'.
Sepertinya sudah jalan hidup gue selalu berada
di antara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar