Minggu, 10 Juni 2012

taik

Halo semuanya :D

Perkenalkan, aku taik. aku kasar dan menjijikkan.

Padahal cuma keran tangan pacarku dipegang taik lain, aku jadi taik.

Eh, dia bukan taik. Aku yang taik. Dia baik.

Aku taik jijik.

Pantas gak akan ada yang tahan sama aku.

Aku kasar dan menjijikkan.

Ayo cepat-cepat disiram.

Sebelum yang lain bau taik.


Published with Blogger-droid v2.0.4

Kamis, 07 Juni 2012

garis-garis mendatar

"Kalau gendut kayak kau, jangan pake baju garis-garis horizontal... Tambah besarlah kau," raung Mak Gondut saat ditanya nonton MNC apa nggak.


"Pink pulak lagi. Kau pakai warna biru tua!" suruh Mak Gondut sambil mulai mengeluarkan koleksi jas  biru tua dan warna-warna non babi lain dari lemarinya.


Padahal kemaren gue sudah siap-siap untuk memilih duduk jauh-jauh dari Olivia Jensen, ketika host malah menyuruh gue duduk di antara 3 cewe lidi.


Gak bisa menolak. Lagi live.


Babi.


Untung Sammaria punya jurus duduk agak mundur sedikit, sedikit tipuan visual, jadi Sammaria walau pake pink tidak terlihat terlalu babi di antara Arumi Bachsin, Olivia Jensen, dan Brenda Naura.


But Mak Gondut doesn't think so.


"Gimana kau mau laku?" raung Mak Gondut.


"Mbak Sammaria ini keras. Perfeksionis. Kalau ada yang masuk di kriterianya, pasti langsung gak mau," kata bintang tamu lain si peramal cinta.


Bah bah bah


Macam ada aja yang bisa kupilih. Kalau ada, udah dari dulu aku kawin, bang.


"Makanya jangan pake baju garis-garis," sambung Mak Gondut membantah analisa kenapa gue gak laku-laku juga.


"Ada itu Hasibuan. Udah nelpon dia?" sambung Mak Gondut. Gak peduli kalau gue dah nyerocospanjang lebar tentang project yang gue produseri baru saja terpilih masuk Project Highlight di Pifan.


"Kalau mau garis-garis, pake yang manjang ke bawah atau nyerong ya!" sambung Mak Gondut lagi, mengeluarkan koleksi jas, mengantisipasi kesempatan jualan berikutnya kalau2 anaknya masuk TV.


Jualan anak, bukan jualan jas.


"Kalau pake jas yang biru ini, gak apa-apalah kalau pake garis-garis."


Lumayan nambah blazer buat ke Pifan.


Published with Blogger-droid v2.0.4

Selasa, 05 Juni 2012

Bikin Film Seminggu Satu

Script Budget Casting Reading Rehearsal Crew Hunting Recee Storyboard Breakdown Schedule Location Scout Set building Blocking Lighting Shooting Acting Editing Sound Graphic Scoring Soundtrack Makkkkkk....


Untuk satu scene 15 detik, persiapan berbulan-bulan, budget berjuta-juta, make up berjam-jam, panas-panas, action... Take beberapa kali tergantung kapasitas aktor, and... Cut! 


Kok hasilnya gitu doang?


Ah gini sih gak usah pake Red.


Moviemaking is all about waiting... waiting... and waiting...


Waiting for the money to come


Waiting for the make up department to finish


Waiting for the set to be done


Waiting for the camera to roll


Waiting for the director to say ok


Waiting for someone to find you


Waiting...


Waiting...


Waiting...


If we minus all the waiting, maybe we can do it all in one week.


Tapi kan kita bikin film sama manusia, bukan sama robot. It takes time to  share your vision to theirs.


Unless you do it all by yourself. Or with those love you enough to shut up and trust whatever you said.


Minus the waiting and the talking, mungkinkah kita bikin film seminggu satu?


'Bikin video klip sehari lima juga mungkin' kata seekor mahkluk TV yang jam 1 pagi masih produksi.


'Sehari satu juga mungkin' kata abang-abang sinetron stripping.


Kalau gitu pertanyaannya diganti, mungkinkah kita bikin film seminggu satu tanpa Arumi Bachsin?


Tanpa Arumi Bachsin, you don't have the money, the crew, and the equipment to support your vision.


Mungkinkah?


Kalau Robert Rodriguez bisa, kenapa kita nggak?


Tahun 1991pula.


It's 2012. With all the ipad, and the iphone, and the google, and the youtube... There's nothing  We cannot do. Kalau mau.


Yuk ah yuk.


Bikin film seminggu satu: Moviemaking doesn't have to be that painful. Relax!


Published with Blogger-droid v2.0.4

Minggu, 03 Juni 2012

menanti teman hidup

Ternyata lagu indah  itu dibuat Tulus saat doi gak punya calon teman hidup. Dia yang indah meretas gundah ternyata masih dinanti saat ditulis. Saat itu tidak ada yang membawa sejuk, memanja rasa, dan selalu ada untuk Tulus.


Optimis sekali lah kau, Bang.


Jadi mahkluk sepertiku pun masih bisa berharap lah ya dapat seseorang yang di dekatnya aku lebih tenang dan bersamanya jalan lebih terang. Yang akan tetap bersamaku jadi teman hidupku dan berdua hadapi dunia.


Gak usahlah kau milikku milikmu, nanti malah tambah posesif kita. Yang penting emang satu tujuan. Let it flow aja arungi derasnya waktu.



Bila di depan nanti,  banyak cobaan untuk kisah cinta kita, Jangan cepat menyerah karena kita punya Dia. Selamanya akan begitu.


Jadi hari ini aku duduk manis menanti jiwa yang selalu aku puja. Dengan sedikit bantuan MNC TV, on air jam 11 malam. Moga-moga ada yang gak keberatan melihat gue terlihat keberatan di samping Olivia Jensen dan Arumi Bachsin.

Be Still

"Kak, trailer Demi Ucok diputer di JPCC. Moga-moga coPronya nambah, " bbm sepupu manisku yangbukan jemaat JPCC.


I am wondering whose work this is.


Thank you:D


Published with Blogger-droid v2.0.4

Sex is an art

If you want to have sex as an art, there are 3 things you need to avoid.


1. Never have sex with a virgin.


Awkward.


2. Never with somebody else's wife.


Karma.


3. Never pick up a girl from a party drunk.


No art comes from unconscious mind.


Take her out to dinner, treat her well, and make love to her.


Then sex became an art.


Katanyaaaaa...


Published with Blogger-droid v2.0.4

Sabtu, 02 Juni 2012

Get Up And Go

Lo jangan bilang suara gue masih bisa better deh. Gue dah maksimal.

Mak! I've heard you better before! Jauh!

Iya itu kan dulu. Sekarang gue dah tua. Dah ga pernah latihan vokal.

Heh, Monyet! Dua tujuh tua, gue apaan?

Lo kan sutradara. Makin tua makin mahal. Penyanyi mah 27 udah telat banget.

Gue jambak juga lo. Kalau suara gue kaya lo, ga bakal gue pake ngeluh.

Banyak kalik yang suaranya kaya gue.

Siapa?

Lea Simanjuntak.

Suara Lea Simanjuntak banyak? (Sambil menjambak)

Monyet. Rontok ntar rambut gue. Gak cakep lagi.

Udah tau cakep bukannya jadi penyanyi.

Banyak kalik yang mukanya kaya gue.

Denada iya sih.

Maksud gue Sophie Novita ya! (balas menjambak)

Sophie Novita kan tenar. Lo kok masih di sini?

Heh! Syukur gue belon tenar. Kalau nggak, mana mau gue maen film lo.

Oh iya. Untunggg lo belon tenar.

Gue kecepetan kawin kali ya?

Denada ama Sophie Novita juga dah pada kawin. Lo kegendutan kalik.

Bukannya penyanyi favorit lo pantatnya juga gede? (goyang pantat)

Nina Simone? Iya. Seru banget kalau doi dah goyang pantat.

(goyang-goyang pantat)

Alah lo beraninya di sini. Kalau udah di panggung, gak berani.

Gue gugup kalau diliatin orang.

Tapi akting lo bisa?

Akting kan jadi orang lain.

Ya kalau lo nyanyi, lo pura2 jadi orang lain aja.

Hahahaha tips biar bisa nyanyi: don't be yourself? Bah.  

Kan seru kaya Whitney Houston, berasa teater. Semua tunduk di jari.

Kalo lo berasa gampang, kok gak lo aja yang nyanyi?

Takut ah.

Tuh kan! Makanya jangan ngomong doang. Serem kalik nyanyi depan orang.

Ah pas kemaren rekaman di studio juga suara lo gak keluar. Padahal ga ada yang nonton.

Gak tau, Bo. Tiap mau nyanyi, suara gue kaya gak mau keluar gitu. Padahal dulu gue rekaman bisa sekali take.

Yang lagunya kaya Nike Ardilla itu? (tangan menggapai mentari)

Monyet.

Ya iyalah sekali take. Kan lo ga suka lagunya. No pressure. Kalau yang ini kan lo suka.

Hahaha... Fear and love emang selalu dateng sepaket ya, seperti kata lo?

Itu kata Neale Donald Welsch, bukan kata gue.

Iya kan gue taunya skrip film kita lo yang nulis.

Kalau ngerjain yang kita cinta, pasti takut. Jangan diikutinlah takutnya.

Ya udah lo aja yang nyanyi!

Ya udah gue aja. Sana gih kawin aja lo!

Udah yeeee!

Nah, udah kawin lo takut apa lagi? Udah ada suami nyariin lo duit.

Mulainya gimana?

Bukannya lo dulu juara pesta paduan suara HKBP se-Indonesia?

Itu kan gereja. Suara gue gak komersil. Apa gue nyanyi lagu gereja aja ya?

Comfort zone lo banget ya gereja? Keluar ajalah.

Lo bikinin gue lagu deh.

Lagu gue gak cocok buat  lo. Terlalu simple. Suara lo kan divine.

Lo tuh selalu deh bilang suara gue divine. Banyak kalik yang kaya gue.

Iya sih... Emang banyak yang suaranya kaya Lea Simanjuntak. (sinis)

Monyet.

Ya udah lo upload ke you tube kek. Ikut Indonesian Idol kek. Tidur ama produser kek.

Mungkin belum waktunya. Seperti kata lo: Semua indah pada waktunya.

Itu kata Salomo. Kalau kata gue: Get up and Go!

Eh itu kata Dina ya! Bukan lo! Ngaku-ngaku!

Hahaha itu kata Maradilla, bukan Dina.

Oh ya? Tumben Dina mau ngasih liriknya ditulisin orang lain.

Dina kan sekarang udah bahagia, gak posesif lagi ama karyanya.

Pantesan liriknya lebih optimis, gak breath of your saga lagi. Hahaha!

Gue bilangin Dina lho.

Masa bodo. Bring it on! Gue gak takut ama Dina.

Atau biar Dina keki, lagu Get Up and Go kita bikin versi acapella aja.  Pasti lebih bagus. Pake beatbox.

Eh keren tuh. Bisa kita bawa roadshow, ga perlu bawa2 Dina. Rempong doi ke mana-mana merah susu buat Kinnar.

Boleh deh.

Asal rame-rame, gue mau. Gue gak mau kalo solo.

Bukannya suara lo solo banget ya?

Suara gue Batak ah, gak Solo.

Ha... Ha... Ha...

(jambak) Heh kamprettt!  

Heh, rambut gue ntar rontok. Gak cakep lagi!

Ih plagiat!

Biarin! Gue aja deh yang rekaman. Abis yang suaranya bagus gak pada rekaman. Gue aja deh.

Iyhhh kasian kali orang-orang harus dengar suara kau.

Ya makanya selamatkanlah! Nyanyi lo!  (jambak)

Kalau gak berhasil?

Ya kita buka panti pijet aja.

Gak bisa mijet.

Ya udah kita coba nyanyi lagi.

Kalau gak berhasil?

Ya coba lagi.

Murah ya rekaman?

Kita kan kaya.

Sombong! BB lo aja minta emak.

Just sing, babe.

(diam)

Kalau nggak, gue yang nyanyi nih.

Ah iya deh. Gue nyanyi. Daripada orang-orang budeg dengerin lo.

It's gonna be okay.


Published with Blogger-droid v2.0.4