Semua whatsapp group di handphone gue diiisi dengan live updates bom dan penembakan di Sarinah. Lebih cepat dari portal berita manapun.
"Source, please," kata seorang teman menyambut update bom di BPPT setelah Bom Palmerah ternyata hoax.
Source berita besar pun banyak yang salah. Gak rela kalah cepat dengan Whatsapp Group.
Gue duduk di sebuah kafe di Kalibata, yang biasanya menakutkan karena terlalu banyak pengajian militan tapi kali ini berasa sangat aman karena jauh dari tempat para Amerika beredar. Gue memandangi video-video di whatsapp. Berusaha merasakan sesuatu dari menonton adegan yang seperti film action low budget dengan one take wide shot.
Pria itu terduduk di antara mobil parkir. Sepertinya kelelahan. Di depannya terbaring dua orang yang sepertinya barusan dia tembak. Lalu dia menarik sesuatu dari balik temannya. Sepertinya tidak sengaja. Lalu bom meledak.
"Maaf terlambat. Tadi baru pengajian dulu," kata orang yang gue tunggu, datang dengan baju koko putih, topi Muslim putih, dan jenggot.
Lalu kami ngobrolin tentang kemungkinan sponsorship film Kepompong Mak Gondut. Lalu tentang film yang ingin dia buat, tentang beragamnya manusia di gang tempat dia tinggal. Lalu gue pulang, mandi, dan makan. Lalu nominasi Oscar diumumkan.
Sedih karena Todd Haynes dan Carol dianggap terlalu biasa-biasa saja untuk dinominasikan jadi Best Film dan Best Director.
'Till it happened to you'-nya Lady Gaga dinominasikan menjadi Best Song. Sebuah lagu tentang bagaimana kita gak akan tahu perasaan korban pemerkosaan sampai kita sendiri yang diperkosa.
Sepertinya sampai terjadi pada gue, baru gue tahu rasanya jadi korban pengeboman. Atau merasakan kelelahan si pelaku sampai akhirnya meledakkan dirinya sendiri.
Whatsapp Group tetap dipenuhi live updates. Kali ini diisi meme himbauan RM Sederhana untuk menjauhi Restoran Amerika dan meme polisi ganteng bersepatu Gucci dan berkacamata Clark Kent.
Lalu foto tentara-tentara hot.
Whatsapp group diisi perdebatan lebih hot tentara atau polisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar