Kamis, 07 Januari 2016

Boni

Boni meninggal.

Gue kira gue gak akan nangis. Gue gak terlalu dekat dengan Boni. Dia anjing pungut yang datang belakangan, di saat Bobot sedang sangat disayang.

Tapi air mata menetes juga di sela-sela kangkung cah gratisan di restoran teman papi di Kota.

Sebelum berangkat ke Jakarta, kami melewati rumah sakit Boni. Saat itu, Boni sudah tiga hari dirawat. Saat itu Mak Gondut sudah bilang sepertinya Boni gak akan sehat lagi, tapi kami terlalu sibuk untuk berhenti.

Dua hari kemudian, Boni pergi. 

Sendirian.

Mungkin dia berasa dibuang. Lima hari waktu anjing mungkin berasa lima bulan ditinggalkan.

Gue menelepon Indri, meminta dia menemani Mak Gondut menjemput Boni. Biar bisa dikuburkan di halaman Mak Gondut, di samping Bobot.

"Sama tolong minta tolong Pak Apo gali kuburannya ya. Kasih seorang 150 ribu, ntar gue ganti."

Jadi ingat gue sempat gak mau beli cukuran Boni. Mahal. Padahal waktu itu Boni sudah kesakitan dan sebaiknya dibotak.

Akhirnya gue beli juga sih. Tapi mengingat Boni sekarang sudah pergi, gue jadi malu pernah kepikiran tiga ratus ribu kemahalan untuk Boni.

Uang bisa dicari. Nyawa gak bisa diganti.


Semoga Boni tahu dia disayang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar