Minggu, 10 Januari 2016

Riset Bahagia

Harvard bikin riset tentang apa yang bikin kita bahagia. Subject-nya enam ratusan orang dari berbagai latar belakang. Diikutin selama tujuh puluh lima tahun.

Gak gampang bikin riset selama itu karena perisetnya gonta ganti. Banyak yang udah mati. Dia ketua riset yang ke empat. Subjectnya pun dari enam ratusan yang bertahan tinggal enam puluhan. Ada yang mati. Ada yang malas ikutan lagi.

Waktu muda, sebagian menjawab yang bikin bahagia itu kekayaan. Sebagian lagi terkenal. Fame and fortune.

Lalu waktu berlalu. Ada yang sukses. Ada yang mati muda. Bahkan ada yang jadi presiden Amerika. Kini mereka menjawab yang bikin bahagia itu good relationships.

Good relationships dengan orang-orang terdekat membuat umur lebih panjang dan penyakit yang sama jadi terasa tidak terlalu membuat menderita. Lebih baik cerai daripada bertahan di perkawinan yang merusak jiwa.

Gue masih muda. Setelah mendengar ini, gue tetap ingin mengejar fame and fortune. Kan lebih enak bilang 'fame and fortune' gak penting kalau kita punya  'fame and fortune'. Biar gak berasa loser amat.

Emang kenapa kalau loser?

Gue pernah menang beberapa kali dan besoknya orang lupa kok.

Kalau kupikir-pikir... gak perlu nunggu tua dan riset ratusan juta buat tahu apa yang  bikin bahagia.
Baru tiga dua pun aku, kalau mau jujur aku melihat ke belakang, memang aku paling bahagia ketika berada di antara orang-orang yang saling mendukung.

"Relationship is a mess. You need to put effort and time to it."

Sayangnya hidup kita hanya 24 jam sehari. Those time and effort gak bisa dibagi buat semuanya.

Tapi Cate Blanchett dan Audrey Hepburn bisa.


Aku juga ah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar