Hari ini gue jadi mentor workshop film di SMA
gue dulu. Gak ada lagi yang sama. Semua gurunya sudah berubah.
"Motivasi kakak bikin film apa?"
taya salah satu peserta dari SMA lain.
"Ya gue bikin film kalau gue resah.
Misalnya kaya film pertama gue. Tentang cinta beda agama. Kenapa Tuhan nyiptain kita beda-beda kalau Tuhan
hanya ingin disembah dengan satu cara?"
Muka guru dan anak SMA tuan rumah langsung
berubah shocked.
Gue lebih shocked melihat mereka shocked.
Lima belas tahun yang lalu, ngomong begitu di
SMA ini sudah jadi hidangan sehari-hari. Makanya SMA ini terkenal gak cuma
pintar dan progresif, tapi juga kreatif.
Nggak juga sih. Lima belas tahun yang lalu,
SMA ini terkenal gara-gara cheers-nya cakep-cakep. Bukan karena pintar,
progresif, dan kreatif.
Sekarang, mereka gak lagi punya Cheers.
Dilarang DKM.
Gue shocked.
Di ibukota propinsi yang melarang jaipongnya
sendiri, seharusnya Cheers dilarang sudah bisa
gue ramalkan.
Gue resah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar