Sabtu, 09 Januari 2016

Sok Kenal

Gue datang pagi-pagi, bela-belain datang ke pemutaran film dia yang gak sempat gue tonton di Jakarta. Gue suka film pertamanya. Sudah bertahun-tahun dia gak bikin film.

Ternyata dia duduk di depan gedung, merokok sambil dikelilingi teman-teman Jakartanya.

Dia melirik, mungkin mengenali gue.

Dulu kami pernah duduk semeja. Sekali. Ngobrol dengan dia sangat menyenangkan. Dari dulu memang gue suka sekali tulisannya yang gak sok walaupun sering dikatain sastra selangkangan.

Gue menunduk, tetap berjalan.  Lebih baik pura-pura gak kenal daripada sok kenal di depan teman-teman hitsnya.

Di antrian gue baru tahu kalau gue terancam gak dapat tiket. Baru gue menyesal kenapa gak sok kenal aja.

Dia lewat. Gue tetap menunduk. Ancaman gak dapat tiket tak juga membuat gue berani menengadah.

Tapi ketika sutradara lain lewat, tanpa malu gue minta ikut masuk.

Dia memberi sambutan sebelum film dimulai. Dia masih the humble cool writer  yang gue suka.

Tapi filmnya nggak.

Besoknya gue datang ke pemutaran film seorang teman. Dia lewat, melirik gue, lalu jalan terus.


Untung kemaren gak sok kenal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar