Selasa, 24 Mei 2011

Remember This

Remember when
There was no one that you wanted more


Tid, hari ini ngap? Kalau udah nganggur kabarin gue ya.

Don't go
You know you'll break my heart
She won't love you like I will


Muak gw. Lo gak butuh gue. Gw gak butuh kalian.

I'm the one who stay
When she walks away


Lo urus aja sendiri! Gue dibayar juga kagak.

And you know I'll be standing here still.

Tid, masih nganggur gak? Gue jemput ya.

I'll be waiting for you
Here inside my heart
I'm the one who wants to love you more

Royalti Oktober '08 - Maret '11
Netto penjualan : 2254 x Rp 26,000 = Rp 5,860,400

can't you see I can give you
everything you need


Royalti Bruto Oktober '10 - Maret '11 = 218,000
PPh 23 Royalti (15 %) = 32,760
Royalti Netto yang diterima Rp 185,640.00

let me be the one to love you more

Royalti sudah dibayarkan tgl 27 April 2011 dengan sistem payroll (tanpa bukti setoran)

see me as if you never knew
hold me so you can't let go


No worries. Salah gue kok dah ikut2an kerjaan lu. Aku yakin kau pasti berhasil with or without me. You got the gifts of it.

Just believe in me
I will make you see
all the things that your heart need to know


Tid, ter-attach ini example buat kontrak para crew. Udah banyak yang gue edit, tidak pake eklusifitas berlebihan, sekedar dokumen kerja yang valid saja.

Kalo gak ada revisi, besok lu yang tandatangan.

Some way all the love that we had can be saved

Aku minta 1 aja. Not to bother me for the rest of my life. Thank you in advance.

Whatever it takes we'll find a way

Tiiiid gw nginep hotel aja deh..mumpung dibayariiin. Next time nginep d lo yaa.thx..

Believe me
I will make you see
All the things that your heart need to know


Take me back in the arms I love
I will need you like I did before

Senin, 23 Mei 2011

Sejahtera

Kami punya keluarga. Kami punya tanggung jawab. Kami punya mimpi.

Kami ingin sejahtera. Gak mau gini terus.

Bolehlah dulu kita sama-sama susah. Tertawa-tawa bersama di dalam derita. Tapi ketika kamu punya X Trail dan kami masih susah, jangan benci kami ketika kami pindah ke lain hati.

Kami punya keluarga. Kami punya tangung jawab. Kami punya mimpi.

"Jadi tolong ya lo perhatikan kesejahteraan kami," kata kami.

Kedatangannya melengkapi tim production manager, membuat PM berasisten dua. Sementara sutradara memble karena para asistennya belum juga resign.

"Sekarang team gue udah lengkap," kata PM belagu.

"Lo mau minta apa? Asal kesejahteraan terjamin, beres!" sambung si asisten tak kalah belagu.

"Minta pacar," jawabku.

Dan mereka kembali bekerja, kembali ke bumi.

Pura-pura gak denger.

Minggu, 22 Mei 2011

Kepompong

7.5 juta.

Gue diam, tidak me-reply quotation pembuatan corporate identity PT Kepompong Gendut.

I would love to pay him 7.5 juta, but I don't have the money. Mungkin saat ini gue coba-coba gambar sendiri.

Jelek.

"Itu kan karena lo nanya tarif biasa gue berapa. Kalau ama lo, bisa lebih murah," katanya.

Menawar, gue gak rela cause I know how good he is.

7.5 juta untuk dia sudah jauh lebih murah.

Visi misi Kepompong Gendut : muda kaya raya, mati masuk surga.

Bagaimana mungkin kalau nawar harga mulu?

Kita nggak bisa begini terus. Justru karena teman, bayarannya harus lebih mahal. Gak boleh di bawah pasar.

"Lo kasih gue kerjaan deh, Tid. Lo bikin divisi desain," katanya.

"Lo bikin firm desain sendiri aja!!!" saran gue heran.

Dia masih mau belajar dulu. Rela menjadi junior desainer dan dimaki-maki di usia 29 tahun.

"Lo gak ada tagline-nya, tid?" tanyanya.

"Mengubah ulat gendut menjadi kupu-kupu gendut?" tanya gue.

"Huahahhaa. Ntar kalau udah kupu-kupu, lo ditinggalin dong?"

Exactly. Gue gak mau mereka ama gue terus.

Gue gak pengen punya kru in house. Gue pengen bikin film cukup 6 bulan per tahun, sisanya hura-hura.

Tapi kru-nya digaji cukup untuk setahun.

6 bulan itu mereka bisa ngelakuin apa pun yang mereka mau.

"Gue pengen jadi aktor," kata astrada.

"Gue pengen punya yayasan untuk filmmaker baru," kata asisten produser.

"Gue pengen jadi dosen," kata LP.

"Gue pengen masak," kata art director.

Go ahead! Gue akan sangat berbahagia melihat kalian semua jadi kupu-kupu.

Dan jika 6 bulan kemudian, kalian memutuskan gak ingin balik lagi ke kepompong, gue tetap akan berbahagia.

"We shelter you, so you can fly away."

Tagline Kepompong gendut.

Ass Producer

Menurut gue, kriteria asprod-nya harus:
1. Mengerti proses produksi film, development to distribution. Tau gambar besarnya.


"Still photo harus beda ama photo behind the scene, Tid! Ntar lo repot kalau mau pake buat poster," kata the 'ass'.

"Oh gitu? Gue mau posternya studio aja kok."

"Oh kalau gitu bisa. Pas libur kan? Ada nih anak IKJ."

"Yang Bandung aja deh."

"Ntar gue cariin."

Hmmmm...

2. Komunikasi bisnisnya bagus, bisa promosiin film dari awal (back up elu terutama waktu tahap development-post pro), supaya konsentrasi kreatif sutradara gak pecah.

"Ntar pas shooting kita udah undang wartawan aja."

"Emang mau ya?"

"Yang temen2 aja wartawannya. Banyak."

Hmmmm...

3. punya network resources yang luas

"Lo production assistant mau yang kaya apa? Runner, maksud lo?"

"Gue mau yang beneran serius di film. Biar ntar ada regenerasi, jangan gue-gue mulu jadi sutradara."

"Yang masih sekolah gak apa-apa? Gue banyak."

Hmmmm...

4. Gaul di dunia film indo

"Eh itu kan mas Sapto, dia maen juga?"

"Siapa sih Sapto?" tanya gue.

"Mas Sapto! Masa lo gak tau? Dia udah maen banyak banget."

Hmmmm...

5. Taste filmnya sama dengan elu (supaya dia confident)

"Lo tau Yasmin Ahmad gak???"

"Hah?!?!??! Gue tuh suka benget semua filmnya. Blognya juga! Sejak gue ketemu dia pertama kali di Jogja."

Hmmmm...

6. organisatoris ( jadi elu gak capek ntar)

"Surat tanda terima itu penting banget, walaupun intern. Kalau nggak, ntar sesama temen bisa bilang : nggak kok, gue belon nerima!"

Hmmmm...

7. Harus bisa jadi koordinator post pro, soalnya waktu cin(T)a lumayan ribet ngatur traffic post pronya kan (musik, dubbing, dll)

"Ntar kita kinetransfer di Eltra aja. Suaranya di Inter. Yang udah kenal aja."

Hmmmm...

Syukurlah. Tampaknya gue gak perlu dilempar Birkin Bag untuk dapat asisten produser yang handal.

"Eh tapi lo jangan bilang siapa-siapa gue mau resign ya!"

Dug!

cast Demi Ucok

Geraldine Sianturi
Saira Jihan
Sunny Soon
Boniboni binti Soniboni


"Daripada Boniboni binti Soniboni, mendingan Malika Avani. Beda-beda tipis sama Sharifa Amani," protes emaknya.

Beda 28 tahun ama gue. Pas banget! Ntar doi 18 tahun, udah gue cup jadi artis gue.*

*Terms and conditions apply.

Kalau hidungnya gak kaya bapaknya.

Aminnn.

Sebelum 18 tahun, cukuplah doi muncul beberapa scene. Jadi anaknya Niki.

"Hah!!! Kok ada adegan menyusui???" protes Niki.

Pas nerima script, dia cuma wanti-wanti gak mau ada adegan ciuman. Gak bilang apa-apa tentang dada dan sekitarnya.

Too late, babe.

"Kalau yang maen jadi emaknya Gloria Sinaga siapa, Tid?"

Emak gue.

"Hah? Serius lo?" jawab Niki gentar.

Teringat mak-mak gondut dengan 2 dayangnya yang menggonggongi Niki selama shooting cin(T)a.

"Awas aja kalau ntar doi yang tiba-tiba menang piala, huahahahhaha," tambah Niki.

Damn.

Bisa-bisa tercapai cita-cita emak gue.

Maen Arisan 3.

40 K

"Mencari Semut Merah" : judul album foto survei lokasi Demi Ucok yang pertama. Gak ada hubungannya dengan semut merah.

I knew this would happen ketika pertama kali gue mengizinkan Sijarajiri bergabung dengan Sunny Soon menjadi admin facebook cin(T)a the movie. Facebook cin(T)a dicemari lirik-lirik Dedi Dores.

"Lho? Nyambung kan? Survey artinya mencari. Dan akhir2 ini banyak yang nanyain apa arti semut di fb cin(T)a," tangkis Sijarajiri, gak mau ganti judul album.

Malu aku malu.

Tapi sejak Sijarajiri bergabung jadi admin, angka like bertambah jadi di atas 40,000.

"Kok foto ulang tahun gue dimasukin?" protes gue. Sengaja tanggal ulang tahun diilangin dari fb, eh Sijarajiri malah posting foto ulang tahun di fb cin(T)a, dibaca 40 ribu orang yang belum tentu kenal gua.

"Gak apa-apa, lebih dekat lebih baik," kata Sijarajiri kepala batu.

"Kok Kak Sammaria gak pernah posting sih di fb cin(T)a?" tanya salah satu penonton cin(T)a di fb gue.

Mungkin takut.

Takut kalau kalian tahu gue yang sebenarnya, gak akan ada lagi yang mau nonton film gua.

Mungkin heran.

Heran kenapa kalian masih mau nonton film gua.

Mungkin takabur.

Takabur karena kadang-kadang lupa ini bukan film gua.

Tobat!

Demi cin(T)a 100 K.

Rabu, 18 Mei 2011

2012

Kinetransfer pertamaku: menyaksikan goyangan DV PAL Ayu Riana di-stretch jadi 1920x1080. Wajahnya jadi 3 warna tanpa gradasi dan ujung-ujung pinggulnya jadi bergetar.

Akibat buta work flow kinetransfer.

Seharusnya DoP tidak membuat warna yang melewati batas over dan under. Seharusnya editor tidak berusaha membuat warna cantik dan kontras dengan color grading. Biarkanlah gambar apa adanya tanpa kehilangan detail di area hitam dan putihnya agar colorist kinetransfer bisa dengan leluasa merekayasa warna, dibantu Da Vinci 10 milyar dan monitor seharga Inova-nya.

"Produser Indonesia banyak yang gak aware akan hal ini. Mereka maunya warnanya udah cantik duluan pas online. Jadi pas dikasihin ke kita, gak bisa diapa-apain lagi," kata mas colorist baik hati yang memperlihatkan contoh-contoh film yang dibuat dengan kamera ramah filmmaker pemula : 7D, 5D, dan Z3.

Padahal prouser gakperlu nambah duit. Coloring ini sudah termasuk dalam paket kinetransfer yang tidak ramah filmmaker pemula.

"Kemaren quotation-nya 350 juta," kata asisten produser. Working Girls akhirnya dapat lebih murah. Di bawah 100.

Karena dokumenter?

Karena nama produser.

Oh.

"Itu baru kinetransfer. Belum bikin copy. Setidaknya 30 copy biar bisa diputar serentak di 60 bioskop."

Another 300 juta.

Total 650 juta, semahal bikin filmnya.

Dapat dari manakah 650 juta ini?

Ngumpulin 100 ribu dari 10 ribu co-producer?

"Kok kayanya lebih gampang ngumpulin sejuta dari 1000 orang ya?" kata Senior Relationship Manager yang banyak ketemu nasabah milyaran.

Gimana kalau 2012 orang aja?

"Tapi kan kita mau launchingnya 2011," kata produser.

"Sebenernya emang cuma 2011 orang, hanya si produser dihitung 2," kata komisaris utama.

Monyet!

2012, akankah jadi kiamat? Ataukah jadi tahun berkat?

Selasa, 17 Mei 2011

Maka Tak Sayang

Selamat datang di gerbang marhamah.

"A, ari gereja Palalangon teh palih mana?" tanya Beruang Ciwidey. Jangan sampai Mak Gondut lagi yang nanya jalan. Suaranya terlalu tinggi untuk ukuran Sunda-Sunda Cianjur.

"Teras ka lebet, mentok, ka kiri."

Hari ini program komunikasi intens Mak Gondut, DoP, dan astrada diisi dengan jalan-jalan ke Raja Mandala. Mak Gondut diundang maen wayang ke anak-anak kecil di perbatasan Cianjur.

Di antara sawah, danau, dan mesjid, gereja itu berdiri.

Tak hanya satu. Dua.

"Pasti susah pisan bikin gereja di sini," kata si Beruang Ciwidey mengigat gereja di kampungnya hanya diisi Batak dan Cina. Sekarang sudah tinggal Batak, karena muallaf lebih menguntungkan secara bisinis.

DoP di dalam memvideokan Mak Gondut eksis bermain wayang. Gue dan Astrada Beruang duduk-duduk menikmati alam.

"Dulu gue memandang sebelah mata ama orang Batak," kata Beruang Ciwidey. Lahir dan besar di Ciwidey, satu-satunya Batak yang dikenal Beruang adalah seorang ibu-ibu penjual warung yang suka teriak-teriak dan makan anjing.

Dulu, kalau menyuruh orang ke warung, Beruang berkata, "Eta meuli ka si Batak."

Setelah jadi astrada cin(T)a : "Itu beli ke si Tante."

Sepanjang jalan pulang, Mak Gondut bercerita tentang betapa pentingnya madu bagi anak si Beruang yang masih satu tahun, betapa Israel-Palestina bukan tentang suku atau agama, betapa banyaknya suku Beduin Muslim yang tinggal di kaki Gunung Tabor, betapa lucunya tour guide-nya di Israel yang ternyata Muslim Palestina, dan betapa baiknya Tuhan yang selalu menolong hamba-Nya yang berusaha.

"Mak lo seru juga ah diajak ngobrol," kata Beruang Ciwidey.

Ya kalau dua jam. Dua bulan ok lah.

Coba 28 tahun.

Tak sabar menanti Demi Ucok dengan cast Batak dan crew Sunda.

welcome!

Guys, kenalin. Ini yang akan kita siksa jadi Gloria Sinaga di film Demi Ucok ini.

Di email ini gue attach script film draft terakhir ya. Tolong dipelajari dan dihapalkan sebelum kau ke mari. Kalau gak mau dijambak sutradara.

Mulai saat ini , kalau ada apa-apa, tolong cc ke semua anak ini yaaaa. Biar responsenya lebih cepat. Yey tahu kan ai sibuk banget. Gak ada waktu buat yey.


XOXO



Everyone, please welcome her. She will be Gloria's favorite director.

Please note that she has accepted our offer in its entirety with a promise:

1. That she will get to wear nice clothes & shoes provided by our wardrobe dept, which she won't take home. >>> Please inform our fabulous designer on this. No more baju kurung!

2. She can only promise her 100% commitment for 3-4 days not more as she has unfinished business at NUS which has a 5 august deadline:( >>> Please make sure that all her scenes will be shot within this 3- 4 days. Or if it can be 1 day, it will be better. So she can spend the other 3 days meni pedi and enjoy the nice cafes around Bandung.


XOXO



Guys, kenalin. Menurut IMDB, di cin(T)a kemaren dia jadi karakter ke tiga (T)ukang baso. Kali ini dia akan jadi penghuni penjara bintang 5! Tinggal pake wig dan kacamata, Gayus pun kalah lomba mirip Gayus.



XOXO



Guys, kenalin. Ini A Cun, biasa dipanggil Cina. Mulai sekarang panggil A Cun yaaaaa.

A Cun, kita udah kangen banget ama lo.



XOXO



Guys, kenalin ini yang akan jadi Niki. Jangan panggil Annisa lagi! Karena kali ini kita akan bekerja keras untuk membuka the real doi yang jiji banget.

Jangan sampai dia kelihatan cantik di film ini.



XOXO



"Kontraknya udah ada belum, Tid?" tanyanya.

"Belum ada nih. Pinjem punya lo dong."

"Bukannya harusnya produser yang ngasih kontrak ya? Kok ini gue yang ngasih kontrak?"

"Namanya juga kepompong bo. Belum kupu-kupu."

"Ya udah ntar malem gue email. Tambah honor ya!"


XOXO

Minggu, 15 Mei 2011

Death

Ayah seorang teman meninggal.

"Umur berapa?" tanya papi.

"Di atas 70an," jawab gue bohong. Takut papi tambah sensi.

Papi kembali menyimak pendeta. Lima menit kemudian, sudah tertidur. Gue nggak membangunkan, cuma ngeliatin muka Papi yang semakin tua.

Di Demi Ucok, karakter bapak diceritakan sudah mati.

Tapi fotonya tetap terpajang di ruang tengah.

Foto Papi menggendong Manohara. Papi tersenyum manis, beda banget dengan Papi sehari-hari.

"Gue gak rela banget kalau papi lo bikin mati. Dibikin dines ke mana kek! Lagi ngunjungin anak ke amerika kek!" kata Mama Singa protes, seakan-akan ini memang cerita Papi. Cerita Mami. Cerita gue.

Ini kan bukan tentang papi. Bukan tentang mami. Dan bukan tentang gue.

Kalau bapaknya masih hidup, Gloria dan mamanya gak akan pernah kesulitan uang. Pasti bapaknya melakukan apa pun demi keluarganya. Nah lho! Trus dramanya di mana?

We need drama. Namanya juga film.

"Aku juga gak rela!" sambung Sijarajiri. "Masa si Manohara yang maen? Si Kubuslahhh!!!"

Tapi gak jadi karena status kepemilikan Kubus belum jelas. Kubus anjing orang yang gak rela kita kembalikan. Masa anjing seganteng Kubus dikurung di atas genteng ?

Dang maradat!

Belum mulai, sudah banyak intervensi cerita. Inilah akibatnya kalau membuat cerita tentang keluarga.

Emang kenapa sih kalau papi dibuat mati?

Kenapa kematian begitu menakutkan? Sooner or later everyone does.

Banyak berkat yang didatangkan kematian. Dia dikelilingi berbagai teman yang rela membatalkan kerjaan demi nemenin dia. Saudara dari berbagai pelosok Indonesia pun berdatangan memenuhi karpet-karpet yang menghampari ruang tengah. Keluarga saudaranya yang tinggal terpisah di Makasar dan Batam jadi ada kesempatan bertemu.

Kematian yang mempersatukan.

"Kalau sekarang sih belum kerasa, coba ntar kalau orang2 udah pada pergi," kata seorang teman mengenang kematian ibunya sendiri beberapa waktu lalu.

Datang sendiri, pergi sendiri.

Walau Papi sendiri.

Final Draft

Setelah 1 tahun 5 bulan menafsirkan diri dalam tulisan, akhirnya gue tiba pada hari yang berbahagia ini. Script Demi Ucok final di draft-nya yang ke 6. Siap dicacah dan diwujudkan dalam bit-bit digital dan keriaan.

Setelah melewati screening akhir Mama Singa, mewakili penonton rata-rata, 'Demi Ucok' dinyatakan lumayan bisa dimengerti oleh bankir-bankir tak berbudaya dan mudah-mudahan para penonton lainnya.

Eh, tapi adegan yang ini masih gak enak.

"Teh Atid, kapan bisa dikirim filenya? Biar saya print," sms Awal mengingatkanku kalau proses menulis ini harus berakhir.

This is it!

Jauh banget ama draft awal. No more Coki Sitohang. No more Kunyir Kunyil . No more lesbian kiss.

Tinggal tentang ibu dan anak.

Welcome aboard, the final character of Demi Ucok:

Glo: the dreamer yang gak pengen jadi kaya emaknya.

Mak Gondut: ibu rumah tangga yang hidupnya buat anaknya.

Niki: pregnant lesbian penjual DVD bajakan.

A Cun : penyanyi wannabe yang akhirnya kerja kantoran.

Tumpal: hela naburju impian Mak Gondut, nyari istri Batak demi request emak.

Nora: tante keren yang gak kawin, eh nikah, karena sibuk keliling dunia.

Manohara: anjing shitzu cantik 1.5 juta

Bobot: anjing kampung berbaju persib. Bajunya lebih mahal dari dirinya.

Pak RW: rela mengabdi pada masyarakat, asal ada 750 ribu.

Yasmin Ahmad: sutradara favorit Glo.

Kayanya nama Yasmin Ahmad harus diganti deh.

Green Tea Ahmad?

Dan gak ada karakter bernama Ucok di film Demi Ucok ini. Inilah akibatnya kalau judul udah ada jauh sebelum sinopsis ada.

Minggu pagi, gue ketawa-ketawa baca script yang gue tulis sendiri.

Emang gue lucu banget atau narsis banget?

Bang Gigit gak menjawab.

"Kalau dia diam aja, berarti gak bagus," kata Mama Singa mengadu domba.

"Ya perlu donggg yang kaya gue. Biar improve terus," tangkis Bang Gigit.

"Oh, jadi Bang Gigit gak mau dibayarin pancake?" ancam gue.

"Eh... bagus kok", revisi Bang Gigit mengikuti situasi terkini.

Dan gue percaya. Demi Ucok emang bagus banget.

Sabtu, 14 Mei 2011

sutradara kurang terkenal

"Parkirnya gak boleh di sini, Mbak. Ini untuk panitia."

Gue parkir nun jauh di luar gedung. Toh session gue ngomong masih jam 1 nanti. Gak apalah jalan dikit.

"Mau registrasi ? Di sebelah sana, Mbak."

Untung disangka peserta, berarti muka gue muda.

"Sebelumnya kita perkenalkan dulu para pembicara kita. Mas Desta. Trus ada Laura Basuki. Trus... eee... Mbak, silakan perkenalkan diri Mbak."

Gue diam saja menanggapi MC, bingung dia beneran lupa nama gua atau bercanda.

Kalau bercanda, pura-pura lupa nama pembicara di depan wartawan terus terang gak ada lucu-lucunya. Kalau beneran lupa, kaca mata bolongnya perlu dikasih kaca biar gak kebanyakan gaya dan lupa tugasnya.

"Mungkin ada yang mau nanya? Ke Mbak Sammaria mungkin?" kata si MC berkacamata bolong, gak enak gak ada wartawan yang nanya gua.

"Apa kiat-kiat anda agar sukses dengan film cin(T)a ?" akhirnya salah satu wartawan bertanya. Curiga bukan wartawan, sepertinya masih salah satu panitia.

cin(T)a sukses ya? Syukurlah ada yang nonton, jauh di atas harapan gua.

Kok bisa?

Yang pasti bukan karena LA Lights Indiemovie.

Teringat masa-masa di mana gue menjadi peserta LA Lights Indiemovie. Susah-susah menunda kerja demi bikin film yang dijanjikan masuk bioskop. Apa daya film jelek. Jadi ketika janji-janji tinggal janji, ke bioskop hanya mimpi... gue hanya bisa memble tak mampu membela diri.

Dan kenapakah hari ini gua masih di sini?

Nasib jadi sutradara kurang terkenal. Mungkin alumni mereka yang lebih terkenal tak akan diperlakukan kaya gini.

Alumni mereka siapa aja ya? Katanya tahun pertama 600 peserta dan meningkat menjadi 2000 di tahun-tahun berikutnya, bukti berkembang pesatnya program ini.

Berarti sudah ada 6600 alumni.

Yang bikin film siapa aja?

Hmmm...

"Sammaria, jadwal kamu jadinya jam setengah empat. Bukan jam 1."

Jam 3.30 ada meeting penting. Makan nanny's pavilion ama Bang Gigit dan Mama Singa.

Gue pulang.

Dan akankah gue datang lagi tahun depan?

Exactly!

Mencari

Gua sudah berpikir soal tawaran jadi talent coordinator. Jujur gua agak takut dengan komitmen waktu yang gua punya, tapi jujur juga gua masih ingin bisa bantu, tapi mungkin dalam porsi kecil aja. Makasih dengan kesempatan yang lu percaya ya... maaf ya.

OK, ternyata bukan dia. Jadi Kamu maunya siapa?

Kayanya cuma dia deh temenku yang kenal banyak manusia terindah sebandung raya. Emang ada talent coordinator yang lebih OK dari dia?

Ada, tapi aku nggak kenal.

Kok kamu diam saja sih? Kenalkan aku dong dengan talent coordinator lain.

Hhhhh... lelah mencari orang yang bisa mencari orang.

"Anaknya Inang Lin ya?" tiba-tiba mas-mas pajak di depanku menyapa.

Gue mengangguk.

Bukan mas-mas kalau kenal emak gue. Abang-abang.

Satu anggukan, urusan pajak dan NPWP jadi sehari jadi. Ada untungnya punya emak kepo kenal massa batak sebandung raya. Beres masalah pajak, sekarang kembali nyari talent coordinator.

"Kata mamaknya, dia mau itu jadi aktor," kata Mak Gondut.

Gua langsung melirik si pegawai pajak yang kali ini menyanyi di depan gereja.

Batak? Aktif di HKBP? Pengen jadi aktor?

Mungkin gua gak butuh manusia-manusia terindah se-Bandung raya. Mungkin gua butuhnya Batak-Batak pengen tampil se-Bandung Raya.

Batak. Aktif di HKBP. Pengen jadi aktor.

"Aku magang di pajak sampai tengah Juli, kak."

Bingo!

Siti Nurbaya Part 2

Onde mande. Jauh-jauh Siti tu pertukaran pelajar ke Perancis, kerja pun sama wang Perancis, pulang Padang masih disuruh kawin sama mak bapaknya. Ibo ambo, ibo.

Siti tak melawan.

Meninggalkan pacarnya. Samsul Bahri kali ini bukan lagi mahasiswa berambut kebnyakan minyak. Dia art director berambut ikal tergerai panjang. Dari belakang mirip annisa, dari depan kok berkumis?

Samsul Bahri patah hati, menyesali siti yang menyerah sebelum berjuang. Mengapa kita tidak sama-sama menghadap bapak? Apakah karena Samsul Bahri tidak mapan? Kadang berduit, kadang berhutang. Penghasilan tergantung iman.

Kalau Samsul mau, dia bisa jadi art director di Jakarta. Gaji cukup, 5 proyek sekali jalan. Profile, iklan, klip, sinetron. Siti akan lebih senang. Bapak akan lebih tenang.

Tapi tiap kerja di jakarta, bawaan Samsul pengen mukul orang.

Di bandung dia lebih tenang. Disenggol gak langsung bacok.

Malam ini Siti akan menelepon lagi, membicarakan keputusan yang katanya sudah final 10 hari lalu. Ternyata Siti masih merindu.

Apakah Samsul-Samsul pekerja film ditakdirkan patah hati?

Akankah Datuk Maringgih kembali mengambil Siti?

Kita tak bisa begini terus.

Visi Misi Kepompong Gendut: muda kaya raya, mati masuk surga.

Agar Siti bahagia bersama kami.

Selasa, 10 Mei 2011

First Meeting

Raw, amateur, rebellious. Itu spirit yang mau gue bawa di film ini.

Eh, jangan deh. Rebellious? Kepompong gendut doang sok-sok pemberontak.

Raw, amateur, honest. Itu spirit yang mau gue bawa di film ini.

Gue gak tau caranya bikin film bagus. Bisa bikin film jujur aja udah bagus banget buat gue. Gue pengen film ini jujur, mulai dari script, budget, sampai berat badan.

Lo mau tanya berapa gaji gua? Budget total? Berat badan gue? Boleh.

60. 750. 88.

Raw, karena gua pengen film ini gak artifisial. Kita semua cantik apa adanya.

Dengan sedikit gel dan lighting tentunya.

Ama itu jerawat agak di-edit dikit ya.

Amateur, karena amatir kata dasarnya dari amore.

cinta.

Melakukan sesuatu karena cinta.

I wanna stay amateur all my life.

And if this is not gonna be the best movie ever, setidaknya our loved ones tampil semua.

Mumpung script belum final, segera daftarkan kakak, adik, istri, calon istri untuk dimasuk-masukin ke film.

"Aku harus pasang gigi dulu dong?:" kata Opung Gudang Selatan.

Gak usah Opung. Udah cantik kok.

Dan Opung tertawa manis walaupun tanpa gigi.

resign yuk

"Pengen Tied. Tapi masih merangkai waktu dan kata untuk resign. Dan masih ingin memastikan kontrak kerja denganmu. Detail job desc, do and don't, dan tentu salary-nya juga. Pengen ngobrol lebih fixed sebelum ngajuin surat resign."

"Gue udah resign! Pokoknya gue pengangguran! Gimana kalau shooting dimajuin aja ke bulan Juni? Biar gue ada alasan ke nyokap gue ke Bandung. Kangen ama pacar ahahahhahah=D"

"Sebenernya gue sekarang bekerja mengabdi pada almamater gue. Tapi abis ngajar, gue bisa. Dan Juli emang pas libur kuliah. Asal gue punya asisten 2, jangan gue semuanya kaya cin(T)a."

"Hayu! Gua juga lagi jenuh ama kerjaan gua."

"Bu... bilangin atuh ke si bos. Kemaren, saya yang bilang dia langsung stress. Katanya si bos gak bisa hidup tanpa gua sebulan aja. Apalagi ini 3 bulan. Kalau ibu yang bilang bisa mungkin..."

"Saya masih ada kerjaan sampai tanggal 14 ini, tapi abis itu bisalah saya bilang ke Bos, Mbak. Moga-moga sih dibolehin."

"Anakku lulusan Ostrali, udah kerja di citibank. Masa dia mau resign, mau jadi aktor katanya?"

"Gw siap tid! Gw bakal di Indonesia 1 juni pokoknya. Kmrn udh mau beli tiket Lion Air ke Jkt, cuma transaksi gagal terus=c"

"Gue butuh asisten untuk administrasi. Dia mulai Juni deh. Tapi jangan bilang-bilang dulu dia mau resign."

"Sebenernya gak betah sih ama team ini. Hedon dan ngomongin jelek orang melulu. It's pathetic Tid. Holding on with bad vide people demi sesuap nasi. Sekarang lagi ngomongin MC acara kemaren pake tas hermes second lapuk."

What do you wanna do in life?

Gue kaya!

Gue mau kaya.

If you wanna be rich, act as if you already are. The universe reflects what is in your mind.

Hari ini gue mau belajar jadi orang kaya.

Erha 480 ribu.

Ngik.

Mahal amat.

Mulai menatap kartu kredit QQ di dompet. QQ adalah kartu tambahan dari kartu utama yang tak lain tak bukan adalah milik.... who else?

Gesek, nggak? Gesek?

Gue orang kaya!

Cash!

XL 390 ribu.

Aduh, QQ memanggil-manggil lagi.

Gesek, nggak? Gesek?

Gue orang kaya!

Cash!

Si Bibik lewat-lewat mindahin barang-barang dari kamar ke kantor, sementara belum nemu office boy.

Kasih gak ya? Kasih?

Katanya jadi orang kaya itu gampang. Asal rajin memberi.

Gue orang kaya!

A Beautiful Exchange

May be opened officially. Peut etre ouvert d'office.

Detailed description of contents. Designation detailee du contenu.
CD and postcard

Value. Valeur.
Priceless

Gue langsung tertawa terbahak-bahak begitu melihat CD Hillsong Live di dalam paket.

A Beautiful Exchange.

Kebayang suatu malam di bulan Agustus dua tahun yang lalu. Gue rela diundang pemutaran cin(T)a ke Sidney tanpa share profit.

"Besok pagi temenin gue ke Hillsong ya," paksa gue. Dia mengangguk ogah-ogahan. Bukan karena akan jadi satu-satunya domba tersesat di antara Kristen-Kristen loncat-loncat. Domba ini sekolah di sekolah Katolik bertahun-tahun. Ke gereja bukan barang haram. Tapi karena harus bangun jam 7 di Minggu pagi.

Tentunya gak jadi.

Besoknya gue malah bangun siang, langsung menyebrangi wharf menuju pantai timur Australia. Hanya beberapa saat terpana melihat pack-pack di dada surfer-surfer Australia, cepat-cepat kembali ke daratan biar bisa ketemu dia.

Biar lo gak kangen-kangen banget sama gue ni gue kirimin foto jepretan gue si Koala Liar dari Victoria. Lutu yah =D

Gue memandangi si koala nemplok di pohon.

Pandang dipandang...

Hhhh... tetep kangen.

May all your wishes come true, Babe!

I wish you were here...

Harap diharap...

Hhhh... tetep gak were here.

Sedih sejenak.

Ngik.

Masih untung dikirimin kado. Baru sadar ini adalah satu-satunya kado gue di usia 28 ini. Semakin tua ternyata supply kado semakin berkurang.

Eh ada kue pecan Bang Daud juga tentunya.

Dan punya PT baru.

Dan film baru.

Dan partner baru.

Dan kursi mami pindah ke kantor.

Dan HP baru (dari Bang deden tentunya, aminnn)

Waaaa kado gue banyak banget!

Berkat diitung satu-satu gak abis-abis.

Jadi lupa you were not here.

Jadi inget Bang Gigit dan Mama SInga belum setor pajak tunjangan hari jadi. Hueueuehehehhe wiken ini mereka ke Bandung, siap bayar pajak.

Mumpung belum ada Maher.

What a wondeful life is... that you're in this world.

Same here, babe.

Sabtu, 07 Mei 2011

Berburu Kru

Krunya kru cin(T)a aja.

Ok. I know they are not the best crew around, I know gue gak bisa kipas-kipas tanpa perlu nyuruh-nyuruh, I know they might hate me after cin(T)a...

But they were with me right from zero.

Jadi kru-nya kru cin(T)a aja yaaa.

Minus Soniboni, the DoP.

"Gue mau banget sebenarnya. Bisa gak kalau gue ikut nge-desainnya aja? Pas shooting di-handle orang lain?"

Sembilan Matahari ada proyek shooting ke Hanoi. Sebagai owner, Soniboni gak bisa kabur.

Terpaksa berburu DoP baru.

Kriteria: hidungnya kaya Boni dan sabarnya kaya Soni.

Ditambah asisten produser, berhubung kali ini produsernya gue sendiri, tanpa Sembilan Matahari.

Setelah lelah mencari, gue sms Soniboni

"Son, menurut lo siapa ya yang bisa jadi asisten produser buat gue?"

Soniboni membalas dengan sebuah SMS panjang:

Menurut gue, kriteria asprod-nya harus
1. Mengerti proses produksi film, development to distribution. Tau gambar besarnya.
2. Komunikasi bisnisnya bagus, bisa promosiin film dari awal (back up elu terutama waktu tahap development-post pro), supaya konsentrasi kreatif sutradara gak pecah.
3. punya network resources yang luas
4. Gaul di dunia film indo
5. Taste filmnya sama dengan elu (supaya dia confident)
6. organisatoris ( jadi elu gak capek ntar)
7. Harus bisa jadi koordinator post pro, soalnya waktu cin(T)a lumayan ribet ngatur traffic post pronya kan (musik, dubbing, dll)

Damn. Bahkan gue sendiri juga gak qualified jadi asisten gua.

"Temen-temen lo gak ada yang qualified?"

Ada. Namanya Nia Dinata. Ntar gue tanya deh doi mau gak jadi asisten gua.

Langsung kebayang muka gue dilempar Birkin Bag.

Lumayan 300 juta.

Akhirnya Tikus Juga

Saya yang bertanda tangan di bawah ini mewakili PT KEPOMPONG GENDUT dengan ini menyatakan bahwa saya setuju memenuhi syarat-syarat yang tercantum di Surat Pernyataan Persetujuan Tetangga, yaitu:

1. Rutinitas produksi film tidak dilakukan di tempat ini. (Kegiatan-kegiatan yang mengganggu warga termasuk casting, editing, shooting, dan penjualan tiket.)
2. Tidak mengganggu rutinitas warga sekitar (terutama parkir dan suara).
3. Kegiatan hanya sebatas yang tertulis di akta yaitu perfilman dan perekaman video.

Jika ada perubahan pada pernyataan ini, akan dibicarakan kemudian.

Tanda tangan!

Fiuhhhh... sekarang tinggal ke Lurah.

"Yah mungkin kalau di Lurah nanti akan lebih sulit," kata Pak RT sambil menceritakan kesulitannya sendiri mengurus surat domisili. Sampai hari ini tokonya tidak juga mempunyai izin.

Kemarin sempat lihat Pak Lurah yang ini lagi marah-marah ke bawahannya yang kerjanya tidak rapi. Mungkin Lurah yang ini berbeda dengan yang sebelumnya. Yang ini lebih idealis.

"Yahhhh.... mbak tahu sama tahu sajalah. Saat ini kami tidak bisa lagi mendapatkan dana apa pun dari pengurusan KTP. Ya yang sekarang bisa kami harapkan untuk membantu kami ya cuma dari kalangan pengusaha. Ya dari pengurusan surat domisili ini."

Ternyata memang beda dari Lurah sebelumnya. Yang ini lebih tahu cara meminta.

"Tentunya seikhlasnya Mbak. Karena memang tidak ada peraturannya."

Ternyata gue pun sudah berbeda dari gue sebelumnya. Gue sekarang tahu caranya bermuka manis dan bertarung lewat film dan tulisan.

300 ribu.

"Nanti kalau premiere saya diundang dong, Mbak?"

Tentunya. Kan ide ceritanya dari Bapak =D

"Kalau Pak Camat minimal 200 Mbak," kata sekretaris Lurah.

250 ribu.

Langsung jadi hari itu juga.

Pak RW walau tak minta, dengan senang hati gue kasih 50 ribu karena doi selalu stand by tiap malam jam 7 - 10 di Balai RW untuk melayani warga.

Total : 600 ribu. Cuma beda 150 ribu dengan kelurahan sebelumnya.

But twice the effort.

Apa tidak lebih baik gue bayar saja 750 ribu ke Pak RW sebelumnya? Gue gak perlu cape-cape keliling-keliling minta tandatangan tetangga. Dan saat ini gue pasti udah punya NPWP dan bank account.

Tapi lo gak akan pernah merasakan betapa bahagianya melihat selembar surat domisili yang masih ditulis DOMICILI bertuliskan nama sendiri walaupun juga salah eja.

Rasanya kaya ada kupu-kupu terbang di perut...

Eh, apa ini kepompong?

Untung nama PT gue Kepompong Gendut. Satu-satunya hiburan gue di antara bertemu lurah-lurah peminta-minta.

Lihat akta, langsung ketawa =D Lupa segala derita.

Kepompong Gendut



Hari ini seharusnya gue revisi budget dan script, tapi malah keliling kota ngerampok benang dari Danti dan Tobucil buat bikin ini.





Lama-lama gak jadi bikin film deh. Lebih seru bikin kepompong. Hihihi=D

Ada Art n Craft Day di Tobucil tanggal 14-15 Mei ini, acara rutin Danti dan nenek-nenek lainnya berburu benang.

Tampaknya tahun ini mereka harus bersaing rebutan benang ama seekor kepompong gendut.

Bring it on!

4 Mei

4 Mei 2006

My first week working, ever. Mami Papi datang ke Singapur demi makan malam bersama Nona Kecil. Selesai makan whatever pake sambel udang, langsung balik ke kantor.

Pulang jam 2.

2 pagi?!?!

Nggak. 2 siang.

Oh...

2 siang hari berikutnya.


4 mei 2007

May last day working. Teman-teman pura-pura nyuekin seharian.

Sore hari mereka datang dengan kue dan banner, gue udah siap merekam dengan handycam.

REC.


4 mei 2008

Setahun tanpa gaji. Sok-sok nraktir semua kru makan siang di Atmosphere. Masih gak mau ngaku miskin.

4 Mei 2009

Gue ngapain ya? Yang diingat cuma kue bikinan Tia, bertuliskan huruf-huruf nama gue. Damn! Nama gue kurang panjang nih.

Di antara siap-siap premiere cin(T)a ke London, gue malah sibuk balesin birthday wishes di fb satu-satu.

Next year, no more b-day date di FB.


4 mei 2010

Naek kereta api ekonomi ke jogja.

Kata Sali gue belum tahu hidup kalau belum naik kereta ekonomi.

Setelah tahu hidup, pulangnya naek air asia.

4 mei 2011

Pagi ketemu Pak RT, siang Pak RW, malem ketemu investor di hotel yang dulu bintang lima di masa masih dimiliki bokapnya Paris.

Menjelang tengah malam, sehabis deal meeting dengan investor, barulah gue merayakan sejenak ulang tahun bersama sebuah kue pecan dan lelaki-lalaki yang tak bisa kumiliki.

Yang satu abang sendiri.
Yang satu anak sendiri.
Yang satu doyannya laki.

Ternyata masih ada yang inget ulang tahun gue tanpa bantuan FB =D Bahagia.

4 mei 2012

Makan kue pecan besar sambil merayakan anniversary PT Kepompong gendut dan Ki Hajar Dewantoro.

Saat itu tak hanya gendut, Kepompong pun sudah kaya raya.

Amin.

Selasa, 03 Mei 2011

Sijarajiri

Gue gak suka perusahaan keluarga. Nepotisme bau suharto. No space untuk other people berkembang.

Tapi bikin PT gak bisa sendiri. Butuh KTP tambahan. KTP terdekat tak lain tak bukan ya saudara sendiri: Mama Singa dan Si Jara-Jiri yang gak pernah mandi.

"Biiii ! Kenapa jas aku ada garisnya? Kan udah aku bilang berkali-kali jangan nyetrika jas-ku. Ada garis. Aku nggak suka," teriak SIjarajiri di pagi hari.

Ini nih komisaris PT Kepompong Gendut.

"Udah! Aku gak mau datang ke kawinan Todo," amuk Sijarajiri.

"Lo kaya anak kecil banget sih? Masa gara-gara jas doang lo gak pergi?"

"Yang mau kawin aja gak jelas mau kawin atau nggak. Kakak yang mau kawin malah ke Perancis. Kenapa aku yang harus sibuk?"

"Ya berarti alasannya itu. Bukan karena jas."

"Ya karena jas juga."

Bibi datang menghantarkan pesan dari Mak Gondut yang terbaring sakit di kamar, "Non, kata mami temenin beli jas aja ke mal."

"Nggak. Aku nggak mau ke kawinan," jawab Sijarajiri kepala batu.

So much for perusahaan keluarga.

"Kau yang nyetir," kata Sijarajiri masih ngomel ama jas.

Gue menyetir dengan nurut, menuju kelurahan Wastu Kencana setelah hari sebelum ya gagal mendapat domisili di Kelurahan Bali.

Sama saja.

Apa gue bayar saja mereka?

Sijarajiri gak mau bayar. Lebih baik gak punya PT daripada jadi tikus.

"Kita coba Sukarajin!"

"Kata si Atun tetangganya rese. Mereka gak suka ada PH di situ."

"Trus ada yang lain? Yang tanah mami satu lagi udah kabupaten. Harus Kotamadya Bandung, kalau nggak kita harus bikin akta lagi."

Gue menuruti Sijarajiri dengan pesimis. Masih tersakiti sisa-sisa pahit hati menghadapi tikus-tikus RW.

Pak RT belum pulang. Pak RW nyuruh ke Pak RT dulu.

"Ya udah kita ke tetangga dulu," kata Sijarajiri.

"Udahlah kita sewa ruko aja," jawab gua malas berurusan dengan manusia-manusia tikus.

"Nanti lama lagi. Kau mau bikin film Juli kan?"

Gue menurut ogah-ogahan.

Ternyata boleh.

"Tuh kan boleh! Yuk kita ke tetangga 2."

"Ah yang jalan Bali juga tetangganya tanda tangan semua. RW - nya yang tikus."

"Kau jangan disamainlah! Belum dicoba kok kau nyerah," bentak Sijarajiri.

Gue ngekor, takut dibentak lagi.

Ternyata boleh.

Malamnya ke Pak RT, ternyata boleh.

Gue diam saja, senyum-senyum mengawasi, melihat-lihat Sijarajiri beramahtamah dengan tetangga.

Perusahaan keluarga? Maybe there's a reason for it. Cause they are the one who stand by you menghadapi tetangga singa dan menghindari pejabat tikus.

Tuhan. terima kasih atas birokrasi negaraku yang berbelit-belit. Gue jadi tahu ternyata Sijarajiri boleh juga.

Senin, 02 Mei 2011

Kenapa Indonesia Gak Maju-Maju

Kelurahan:
Surat domisili harus minta izin tetangga dulu. Sama RT RW.


RT :
Oh, RT-nya gak ada. Pulangnya masih lama. Coba aja abis maghrib.


RW:
Ngurus domisili mah di saya, bukan di kelurahan! Nanti kau ngurus ke kelurahan, lurah dapat duit. Aku gak dapat.

Nanti malam abis tanda tangan RT, kau datang ke sini bawa duit 750 ribu. Kau isi formulir, tulis tangan aja. Formulirnya gratis! Gak usah bayar.

Kau kasih aku 750 ribu, bukan untuk aku. 400 untuk lurah, 350 ke camat.

Kalau gak ada duit, ya gak bisa dikerjain. Ini banyak yang ngantri belum saya kerjain (memperlihatkan setumpuk akta)

Ya gak ada duitnya.


Kakak gue:
Saya juga pasti ngasih, menghargai kerja bapak. Tapi bapak gak boleh matok harga kaya gitu. Kok beraninya meras rakyat sendiri?

Ini bukan masalah uang, ini masalah moral!


Lurah:
Sebaiknya diselesaikan dengan Bapak RW. Pihak Kelurahan tidak bisa menandatangani apa pun kalau tidak sepengetahuan Pak Tino.


Kakak gue:
Jadi sebagai lurah bapak tidak punya wewenang apa pun untuk menertibkan bawahan Bapak?

Saya lebih baik pindah domisili.


Bokap gue:
Kalian jangan anggar jagolah. Apa salahnya bayar aja 750 ribu, beres. Di Indonesia ini gak ada pegawai yang cukup makan. Duit kan bisa kita cari lagi. Sekarang gak dikerjain PT kalian, mau apa?


Gue:
Kalau jadi ya jadi. Kalau nggak ya nggak. Film kalau udah minta dibuat, pasti jadi.
(Tentunya dalam hati.)

Salah kita juga, mengapa membiarkan posisi-posisi pening seperti ketua RW dipegang oleh pengangguran mata duitan, sisa-sisa masyarakat yang terlalu sibuk untuk ngurusin tetangga.
(Tentunya dalam hati.)

Dan diam-diam gue merevisi script, memasukkan adegan ini ke dalam 'Demi Ucok'.


Gue:
Kalau jadi ya jadi. Kalau nggak ya nggak. Film kalau udah minta dibuat, pasti jadi.
(out loud)

A Healthy Dose Of You

Tiiiiiied lagi apa? Minta alamat lo dong. Ilang waktu pindahan ke Melbourne.

Hey babe. wiii udah di Melbourne? Seru abis! Gue baru bikin PT lhoooo! Namanya PT Kepompong Gendut.

Wah elo bikin company? Film producing company ya? Namanya lutu =D Post codenya berapa bo?

Asikkk. Pasti lo mau ngirim kado ya? *geer. Gimana kalo kadonya elo aja? Sini donggg. Liat-liat kepompong gendut.

Ooops! Maunya surprise si =( Di mana-mana gampangan ngirim kepompong ke Melbourne. Ntar kita makan Max Brenner atau St Churro. Gue baru rencana balik desember kayanya.

"Woi, mandi kau!" tiba-tiba Mama Singa mengaum, mengembalikan gue ke realita. Setengah jam lagi gereja mulai. Kepompong gendut masih SMS-an di sofa sambil senyum-senyum.

"Ntar! Nih lebih penting."

"Iyhhh! Istri orang tuh!"

"Trus nape? Orang gak ngapa-ngapain."

Kepompong gendut melanjutkan SMS-an.

Asiiiik lo ke sini! Tapi suami lo jangan diajak ya.

Send?

Cancel.

Kepompong gendut menulis ulang.

Pas banget tuh Desember lo ke sini. Soft launching Demi Ucok.

Iya deh kalo gitu gue rencanain dari sekarang. Miss you so much, babe.

Miss you more :*