Senin, 12 November 2012

Diana


"Ini gua udah suruh pegawai gua goreng telor putihnya aja. Lu boleh kan? Masaknya pake happy coal, jadi minyaknya ga banyak-banyak."

"Asiiik. Kalau ke rumah tante, pasti makan sehat terus deh."

"Gua tuh seumur hidup kerjaannya nemenin orang sakit terus. Mertua, papinya si Lucky, jantung pan? Udah tahu menderitanya kalau sakit bagaimana. Jadi mending makan harus sehat."

"Kemaren ke Surabaya ada yang sakit, tante?"


"Nggak. Itu ponakan gua ada yang kawinan. Si Lucky gak bisa ya jadi gua sendiri aja.
Sekarang udah cape ngerawat yang sakit. Udah banyak di rumah ajalah. Mau keluar-keluar juga cape."

"Tante emang umur berapa sih?"

"Gua? Ah jangan dikasih tahu. Udah tua."

"Kulitnya masih bagus tapi."

"Iya. Tapi ini udah ada kantong mata. Kalau ini diilangin mungkin bisa kelihatan muda lagi."

"Saya dari kecil gak pernah diajarin milih makanan sih, Tante."

"Makannya yang enak-enak terus ya?"

*ketawa

"Lu orang kalau mau makan ke sini aja, nanti gua masakin."

"Bener nih, Tante? Ntar kalau meeting ama Lucky, di sini aja lah ya? Daripada di kafe-kafe gak ada yang sehat."

"Iya. Ke sini aja. Nanti gua masakin. Tapi lu orang harus bilang sehari sebelumnya biar gua belanja dulu."

"Tante buka kafe aja. Kafe sehat. Pasti banyak yang mau, Tante."

"Isinya nanti lu orang film semua. Hahaha."

Minggu, 11 November 2012

Maknyes, eh... Tia Said


"Eh kenalin, ca. Ini Caca Nina. Dia artis ca."

"Nina."

"Ini Caca Atid. Dia sutradara kenamaan ca. Filmnya menang piala Citra tahun 2008."

"2009."

"Oh iya. 2009, ca!  Lo tau gak cinta cinta yang cina itu?"

"Yang mana ya?"

"Caaa di depan sutradaranya pula. Malu deh eike."

"Gue bikin film lain juga kok. Cita-citaku Setinggi Tanah lo pernah denger gak?"

"Eugene dah ganti kelamin ya?"

"Ca! Gue tuh dah minta diorbitin gak ngorbit ngorbit juga ca. Gimana ya biar gue jadi artis kaya caca?"

"Caca apaan sih?"

"Caca itu the now bo, Bo!"

Bo.




Jumat, 09 November 2012

Venny Tania


"Gue sebenernya pengen jadi artis."

"Nama lo sih dah cocok. Venny Tania. Kaya penyanyi dangdut."

"Dia namanya lebih gokil nih (menunjuk sebelah). Kaya teroris."

"Imam Samudera ?"

"Bukan. Satu lagi."

*blank

"Yang dari A."

"Aburizal Bakrie?"

"Hahaha. Terorisnya yang bom bali bo."

*tetap blank

"Ali Imron."

"Bisa tuh lo bedua jadi pilim. Penyanyi dangdut pacaran sama teroris."

"Gue yang maen dong?"

"Trus penyanyi dangdutnya gak laku gitu karena gak punya toket."

*tertawa sambil menangis perih di hati dan membusungkan dada

"Jadi sekarang kerjaan lo apa?"

"Gue kaya jurnalis gitu deh. Di majalah yang segroup ama Nylon."

"Majalah apa?"

"Ah lo pasti nggak tahu deh."

Ali Imron: "Tapi bentar lagi dia mau pindah mbak ke Kompas."

"Bah! Hebat kali!"

"Jangan dibilang-bilang dulu. Ntar gak jadi, malu."

Ooops.

Juno

"Sekolahnya sih pindfah-pindah ya Mbak... Di Perth juga sempet, bisnis, broadcasting... Ya gitu deh."

"Emang lo mau jadi apa?"

"Awalnya ke sini ya ditawarin katanya ada kesempatan jadi news anchor. Asik sih di sini. Udah sempat kadang-kadang masuk berita pagi juga..."

"Juno nama asli?"

"Asli dong, Mbak."

"Boleh dong, Mbak kalau ada film baru?"

"Asal lo mau buka baju."

"Walah, Mbak, Janganlah. Aurat."

*ketawa

"Lagian nanti pacar saya marah. Asmirandah..."

*ketawa lagi


Bintang Purnama

"Anakku pun susah kali dijodohin. Gak pernah mau dia. Padahal udah 34. Udah botak. Padahal udah bagus kerjanya.Gak mau juga kawin."

"Anak Opung cowok atau cewek?"

"Dulu dia kerja di BPK. Udah bagus kerjanya. Malah keluar. Katanya gak dipakenya otaknya di sana."

"Cowok atau cewek, Pung?"

"Ya cowoklah. Namanya juga anak."

*mengangguk-ngangguk (kalau cewek namanya boru)

"Kayaknya ada pacarnya. Tapi Cina. Kakak-kakaknya empat udah nikah. Bagus-bagus semua.Hanya memang cuma satu yang di HKBP. Anak-anakku memang gak ada yang di HKBP. Berantam terus. Aku, ya karena udah tua inilah, barulah aku ke HKBP. Dulu yang di Van Deventer kiannya kami."

"Opung udah berapa tahun ngejahit?"

"Aku udah 73" *senyum-senyum bangga "Gak keliatan ya?"

"Iya. Opung awet muda banget."

"Karena sering aku berenang.  Minimal sejam. Dulu di Setiabudi. Sekarang di tempat kalian itulah, yang punya tentara. Hanya mahal kali. 50 ribu. Dan kotor. Udah renang, harus pake  sabun antiseptik. Hanya enak airnya hangat."

"Sering berenang situ, Opung?"

"Padahal udah botak dia. Kenapa gak mau juga dia kawin ya?"

"Kenalin sama aku aja, Pung."

"Maunya dia yang 25."