Sabtu, 09 Januari 2016

Paspor Anak Papi #2

"Tolonglah dibantu ya," kata Papi sambil memberikan satu map dokumen gue kepada si Petugas Kantor Imigrasi.

"Siap, Amangboru," katanya.

Gue duduk di kantornya. Malu sendiri. Umur dia paling sama dengan gue. Mungkin habis ini dia gosipin gue sama teman-teman kantornya yang dari tadi lewat-lewat sambil melirik kepo ke kaca ruang kerjanya ini.

Waktu gue meyuruh Indri daftarin gue online untuk memperpanjang paspor, Papi mendengar. Dengan niat baik, Papi menawarkan membantu mengurus.

Lalu hari ini kembalilah gue ke zaman Orde Baru di mana gue gak pernah ngurus SIM, KTP, dan Paspor. 

Setengah jam kemudian, gue sudah selesai difoto. Boleh langsung bayar ke bank.

"Nanti paspornya  sore saya antar ke rumah, Amangboru," katanya.

Gue semakin merasa malu.

"Cepat kan. Nonanya nggak perlu ngantri-ngantri," kata Papi bangga.

Setidaknya kali ini bayar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar