"Tolonglah dibantu ya," kata Papi
sambil memberikan satu map dokumen gue kepada si Petugas Kantor Imigrasi.
"Siap, Amangboru," katanya.
Gue duduk di kantornya. Malu sendiri. Umur dia
paling sama dengan gue. Mungkin habis ini dia gosipin gue sama teman-teman
kantornya yang dari tadi lewat-lewat sambil melirik kepo ke kaca ruang kerjanya ini.
Waktu gue meyuruh Indri daftarin gue online
untuk memperpanjang paspor, Papi mendengar. Dengan niat baik, Papi menawarkan
membantu mengurus.
Lalu hari ini kembalilah gue ke zaman Orde
Baru di mana gue gak pernah ngurus SIM, KTP, dan Paspor.
Setengah jam kemudian, gue sudah selesai
difoto. Boleh langsung bayar ke bank.
"Nanti paspornya sore saya antar ke rumah, Amangboru,"
katanya.
Gue semakin merasa malu.
"Cepat kan. Nonanya nggak perlu
ngantri-ngantri," kata Papi bangga.
Setidaknya kali ini bayar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar