Kamis, 07 Januari 2016

Papi Mami Berantem

"Atid coba telepon Mami ya," kata Papi tiba-tiba nelepon.  

"Ada apa, Pi?"

"Ya tanya-tanya ajalah. Kan senang dia ditelepon Nonanya."

Gue nelepon Mami. Ternyata Mami Papi lagi berantem.

"Nyebelin banget si Papi itu. Masa dibilangnya mami panjang kaki. Keluar-keluar terus. Gak pernah di rumah. Kalau mami gak keluar-keluar liat-liat tanah, mau dari mana tabungan kita? Ha? Ha? Ha?"

Bukan ha ha ha ketawa. Tapi ha ha ha kaya bertanya tapi sebenernya gak perlu dijawab.

"Mana pernah dia itu mau nabung. Dibagi-baginya semua ama orang. Bla bla bla bla bla bla."

Merepetlah Mak Gondut panjang lebar. Kuhidupkanlah itu speaker phone sambil "he... he.... he..."

Bukan he he he ketawa. He he he retorik biar dikiranya gue masih dengerin.

"Gak mau Mami pulang. Mending Mami beli sarung bantal di BSM. Lucu-lucu kali sarung bantalnya. Nanti aja Mami pulang kalau udah tidur si Papi."

Telepon gue pun berpindah ke Papi.

"Emang Papi bilang apa ke Mami sampai ngamuk gitu?"

"Gak ada Papi bilang apa-apa. Memang mamimu itu sukak-sukaknya aja terus."

Mami memang lebih suka keluar-keluar bersama teman-temannya. Papi lebih senang di rumah, ngurusin piaraan dan belanjaan. Entah kenapa dua orang ini dulu bisa kepikiran berjanji hidup bersama selamanya.

"Coba Atid traktir dululah mami-nya. Nanti Papi ganti. Bilang aja Atid yang bayar."

"Kenapa gak Papi aja yang nraktir? Biar baikan."

"Nggaklah. Kan lebih senang dia kalau ditraktir anaknya."

He...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar