Kamis, 07 Januari 2016

Sehari Satu

Suatu hari di bulan Mei, gue berulang tahun ke 32. Gue berjanji mulai hari itu gue akan kembali menulis blog sekali sehari. Menulis tiap hari adalah solusi tepat, murah, dan bebas psikiatris buat potential psycho macam gue. Dan menurut Jimmy Kimmel, writing everyday is the best advice he got for his professional career.

Lima bulan berlalu, blog belum juga tertulis. At least gue punya 150 ide tulisan blog yang rencananya akan gue tulis selama 15 hari di bulan Oktober.  Sehari sepuluh. I did it before.

Datanglah Oktober. Ada film festival ini. Ada si itu berkunjung. 

Kayanya 20 blog sehari bisa deh. Jadi cuma butuh berkubang 8 hari.

Hari ini Desember. Gue cuma punya sisa 4 hari lagi di tahun ini. Hutang nulis blog masih 150 judul. Sehari gue harus nulis 40 judul sehari. Dua puluh aja gue stress.

"Kau jangan bikin goal gak realistis lah," omelnya melihat cara gue yang terlalu manic. Bukannya menulis, gue malah golar goler di kasur, stres membayangkan gue harus menulis 1 judul  dalam sepuluh menit.

"Jadi sehari gue nulis berapa?"

"Satu," jawabnya. "Lebih dari satu paling hasilnya gak akan bagus."

Indahnya menulis sehari satu. Tapi gue merasa berhutang kalau gak menyelesaikan 150 hutang ini. Gue butuh detox pikiran yang sudah terlalu banyak diracuni fear and doubt. Mungkin gak akan bagus, tapi setidaknya sampah-sampah ini akan terbuang.


Sepuluh menit satu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar