Furniture baru hasil karya Pak Apo diangkut
dengan truk tentara ke Jakarta.
Truk gak bisa masuk loading dock. Terpaksa
truk diparkir di jalan, dan furniture dibawa masuk dengan diangkut tangan. Gak
ada trolley.
Tapi sebelumnya, furniture lama harus dibawa
keluar, dimasukkan ke truk dulu. Lemari, spring bed, sofa, meja makan + kursinya, sofa bed,
rak TV...
Baru masukin barang baru. Meja makan, lemari
makan, tempat tidur, rak kamar tidur, bunk bed, meja belajar...
Sementara Pak Apo merakit furniture baru, gue
memandu truk menuju Kelapa Gading, apartemen Deden.
Ternyata truk pun gak bisa masuk loading dock
apartemen Deden. Furniture harus diangkut lebih jauh lagi.
Lemari,
sofa, meja makan + kursinya, sofa bed...
Barang Deden harus dikeluarin dulu: lemari,
kitchen set, bar table, 4 sofa...
Tukang-tukang itu gue tambahin seorang 150.000
dari harga awal. Kerja mereka ternyata jauh lebih melelahkan.
Gue pulang ke Apartemen. Furniture belum jadi.
Masih butuh sehari lagi.
Gue membersihkan kasur gue, mencoba mencari
celah untuk gue tidur dan beristirahat di antara furniture belum jadi.
Obsesi kita dengan barang-barang baru
menyuburkan konsumerisme dan menyusahkan kita sendiri. Gue gak akan ganti
barang gue sampai memang harus diganti.
Malamnya Indri datang, mengabari kalau dia
baru dijambret.
Harus beli HP baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar