Kamis, 07 Januari 2016

Ketek dan Feminisme

Gue punya epilator baru. Kali ini bahannya bukan keramik. Besi. Jadilah  beberapa bagian ketek gue iritasi.

Terpaksa gue mengepakkan sayap gue sepanjang hari. Ketek gak bisa dibiarkan nempel ke dada samping. Sakit.

Gue harus beli epilator keramik.

Sebulan kemudian, belum beli. Ternyata di Indonesia gak ada.

Dua bulan kemudian, belum beli juga. Terpaksa di epilator besi dipakai lagi. Kali ini hati-hati banget.

Berhasil bebas iritasi.

Jadi mengerti kenapa banyak cewe-cewe masa kini sudah menolak mencukur ketek.  Bulu ketek katanya lambang kebebasan. Tubuh kita milik kita sendiri, jangan didikte standar beauty lelaki.

Tapi kalau gak dicukur ketek gue bau. Dan lengket-lengket.


Feminisme pun kalah oleh bau ketek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar