Kenapa gue bahagia nonton The Good Wife
padahal judulnya macam kampanye hendak menginsyafkan gue kembali menjadi 50's
housewives?
Karena ceritanya gak gampang ditebak. Ditulis
veteran-veteran hukum beneran. Ngasih gue banyak 'ooo gitu toh' moment soal hukum di negara yang pengacara memang
harus pintar.
Really? Nothing else?
All right.
Ada mbak-mbak hot berjaket kulit dan bersepatu boots, Kalinda.
Cewe-cewe doi pun hot. Apalagi mbak-mbak FBI
yang namanya Lana.
Sayangnya pemeran Kalinda dan pemeran utama
slash mbak produser berantem. Setelah
ber-season-season Kalinda dan si Good Wife gak pernah satu scene bareng, akhirnya
season ini Kalinda cao juga.
Scene terakhir Kalinda say goodbye ke Alicia
di-shoot terpisah, disatukan dengan CGI, dan tak patut dikenang.
Jadwal pemeran Lana pun gak masuk, membuat doi
gak pernah muncul lagi, memupuskan harapan gue akan hadirnya beberapa scene
romantis.
Jadi sekarang
gak ada lagi alasan nonton The Good Wife.
Dan produser pun menambahkan mbak-mbak hot
baru berambut pixie.
Semoga doi lesbi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar