"What is your formula to make so many
good films?" tanya mantan VJ yang damn cinta Indonesia banget.
"He is
very famous," kata si duta Cinderella sambil tertawa ala Mbak-Mbak Asia, berusaha
memperkenalkan si penanya pada dua sutradara Pixar yang beneran very famous itu.
Awkward silence.
Akhirnya salah satu sutradara menjawab dengan
agak bingung.
"We do not have any formula. All of our films are different."
"Pertanyaannya menunjukkan orangnya,"
seru istri seorang sutradara idealis di belakang gue. Gak takut kedengeran si
VJ.
Dilanjutkan dengan cerita tentang betapa
personalnya film Inside Out. Si
sutradara bingung melihat anaknya yang seru dan ceria kok jadi bete mulu pas
umur 11 tahun. Makanya dia bikin cerita yang berusaha menjelaskan apa yang ada
di otak si anak dengan cara yang gak menggurui.
Mendengarkan dia berbicara tentang passion dan
pentingnya storytelling above all, membawa gue ke sebuah kingdom far far away
di mana cerita personal bisa dijadikan industri jutaan dollar. Rohani ini macam tersiram setelah
bertahun-tahun berusaha membuat film di kingdom yang isinya orang-orang very
famous yang yakin film bagus ada
formulanya.
The New Testament has begun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar