Kamis, 07 Januari 2016

Keplak Aparat

Indri dan motornya lewat di depan markas tentara. Seorang tentara memberi kode dengan tangannya.

Indri minggir ke kiri, melaju perlahan melewati si tentara.

Indri dikeplak dari belakang. Kuat, sampai motor Indri hampir terjungkal.

Ternyata maksud kode tangannya nyuruh Indri berhenti karena di depan sana lagi apel.

Indri terus melaju dengan gemetaran.  

Seharusnya dia diberi tahu dengan lebih jelas. Gak perlu dikeplak.

Gue menyetir dengan tenang di hari Minggu, masuk ke jalur Busway. Serombongan polisi  dengan senyum minta uang sudah menunggu di ujung sana.

Gue minta dijelaskan pilihan gue, tapi dia tidak mau menjelaskan sebelum gue ngasih SIM dan STNK gue. Gue kembali ke dalam mobil , menghidupkan mesin. Dia langsung berteriak mengancam dan mengambil kunci mobil gue. Mobil polisi disuruh mepet di depan mobil gue agar tidak ke mana-mana.

Akhirnya gue berteriak-teriak histeris.  Polisi lain mengambil alih dan semuanya selesai dengan baik. Gue dikasih surat tilang dan dipersilakan mengikuti prosedur yang ada.

Sampai malam gue masih gemetaran.

Seharusnya gue diberi tahu dengan lebih jelas. Gak perlu diteriakin.


Aparat. 

Tambah keplak,  jadi keparat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar