Gue tahu dia gak jujur. Mantan asistennya
pernah cerita gimana dia malah make jatah duit tiket sutradara buat
ngeberangkatin DoP proyek berikutnya ke tempat Post Pro di Australia. Padahal
dia tau film itu baby si sutradara.
Hanya gue selalu dibutakan, kagum.
Mungkin karena dulu gue suka film dia. Mungkin
karena gue suka punya teman terkenal. Mungkin karena gue selalu butuh mother
figure. Di saat semua mother figure gue menghujat
pilihan gue, hanya dia yang berdiri dengan yakin kalau gay itu normal.
Karenanya setelah berkali-kali gue muak dengan
kantornya yang gak transparan dan gak profesional, gue selalu kembali.
"Tentunya gue gak lepas dari kekurangan.
Mungkin cara kerja dan kepribadian gue
gak cocok dengan tim ini," jawab gue mengundurkan diri dari another
project asal jadinya.
"No worries," jawabnya di email.
Gue balas dengan 'Luv and Hug'.
Dia gak balas lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar