Senin, 07 Desember 2015

What Fear Can Turn You To

Pertama kali membaca tikus Ron ternyata jelmaan Peter Pettigrew yang mengkhianati bapaknya Harry Potter,  gue teringat dia.

Peter Pettigrew bukan monster menakutkan seperti Lord Voldemort. Dia cuma seorang penakut yang ingin menyelamatkan hidupnya tapi malah mengorbankan  hidup sahabat-sahabatnya.

Akhirnya, Lord Voldemort jadi terasa lebih keren. Setidaknya Lord Voldemort rela mengorbankan diri untuk tujuan yang dia yakini. Peter Pettigrew gak punya alasan hidup selain takut mati.

Dia...

Pertama kali gue ketemu, dia sedang memimpin sebuah festival film internasional dengan tujuan mulia memajukan film Indonesia. Film cin(T)a berhutang budi pada festivalnya.

Lalu festivalnya berhenti. Pas gue ketemu lagi, dia sudah mengabdi pada sebuah departemen yang memberangkatkan filmmaker Indonesia ke Berlinale. Gue disuruh tanda tangan tanda terima uang saku USD 200 per hari. Yang gue terima hanya USD 200 walaupun tak pergi hanya sehari.

Sepertinya dia malu bekerja di sana. Kalau ketemu filmmaker-filmmaker yang dulu dia bantu, wajahnya malah menunduk.

Tapi dia tetap di sana. Mungkin takut kekurangan.

Dia gak sadar kalau uang-uang yang dia hamburkan sebenarnya bisa dipakai untuk membangkitkan kembali festivalnya. Gak sadar kalau harga kenyamanan hidup yang dia pilih adalah mukanya semakin tikus penakut.

Dan tikus itu juga ada di muka gue, siap muncul ke permukaan setiap saat gue mulai mengamini bikin film ya memang harus begitu. Siap membimbing gue ke padang yang berumput hijau, di mana ada air tenang yang menyegarkan jiwa, makan dan minum sampai puas, lalu mati kekenyangan.

Padang berumput hijau dan air yang tenang itu cuma menyegarkan jiwa ketika kita telah berjalan dalam lembah kekelaman.


Kekelaman, come to mama. Biar sedap rumput itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar