Senin, 14 Desember 2015

Jalur Kanan

Sebuah Land Cruiser putih mengklakson gue, memberi lampu, menyuruh minggir ke jalur kiri.

Gue tetap di jalur kanan.

Begitu ada kesempatan, dia menyalip dari jalur kiri sambil menggerung gas-nya.

Gak cuma dia. Sering kali gue digerung kesal oleh mobil-mobil belakang.

Padahal di kanan kiri jalan jelas-jelas bertebaran bulatan merah dengan tulisan 80 KM. Buat yang gak ngerti signage, ada tulisan putih besar-besar "KECEPATAN MAX 80 KM/JAM"

Kecepatan gue sudah sedikit  di atas  batas maksimal. Kalau ada yang ingin sesuka hati membuat batas kecepatan baru, silakan cari jalan sendiri.  Gue gak akan minggir dari jalur kanan.

Sebuah mobil kembali menyalip gue dari kiri. Kali ini dia cukup tahu diri, gak misuh-misuh menyuruh gue minggir.

"Mbak Atid nyetirnya  lambat banget sih," protes Astrid yang merasa perjalanan ke BSD jadi sejauh Alabama.

"Mending disetirin gue apa Monik?" balas gue mengingatkan teman kita yang ngebutnya membuat perjalanan ke BSD seperti neraka.

"Gak dua-duanya deh," jawab Astrid.

Gue tetap menyetir di jalur kanan dengan kecepatan 100 KM/ Jam, sesuai aba-aba bulatan merah.

"Karakter orang tuh bisa dilihat dari cara dia menyetir," kata seorang aktris yang cuma mau duduk di samping supir.

Then I am a tight ass stubborn bitch who drives by the rule.

Because I have so many battles I have to fight not by the rule. I pick my battles carefully. And highway race is not one of them.

Yang mau lebih kenceng, minggir. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar