"Pelan-pelan bentar," kata Mak
Gondut ketika mobil kami melewati simpang Senen.
Sudah beberapa kali kami melewati simpang ini,
dan selalu Mak Gondut minta pelanin demi melihat billboard besar film yang ada
muka dia.
Ini bukan film pertamanya, tapi ini pertama
kalinya muka Mak Gondut dipajang besar-besar di Senen. Dan saudaranya banyak di
Senen.
Sepertinya Mak Gondut bangga.
Gue melihat jejeran film yang terpasang
besar-besar di sana. Film gue juga belum pernah dipajang di sana. Kalaupun iya,
sepertinya bukan ini yang akan membuat gue bangga.
Ada yang membuat film untuk nyari duit, bangga
karena bisa memberi kehidupan layak buat anaknya.
Ada yang membuat film yang gak ingin dilupakan
generasinya.
Ada yang membuat film untuk menghibur orang
tua dan teman-teman, sambil sekalian memahami Tuhan.
Dia menyebut dirinya storyteller, bukan
filmmaker.
Bercerita bisa dengan apa saja. Tulisan.
Nyanyian. Tarian. Gambar. Foto. Boneka. Tumbuhan. Pidato. Tatapan mata.
Menjadi filmmaker di zaman seperti ini
sepertinya membatasi diri sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar