Rabu, 16 Desember 2015

Film Simpang Senen


"Pelan-pelan bentar," kata Mak Gondut ketika mobil kami melewati simpang Senen.

Sudah beberapa kali kami melewati simpang ini, dan selalu Mak Gondut minta pelanin demi melihat billboard besar film yang ada muka dia.

Ini bukan film pertamanya, tapi ini pertama kalinya muka Mak Gondut dipajang besar-besar di Senen. Dan saudaranya banyak di Senen.

Sepertinya Mak Gondut bangga.

Gue melihat jejeran film yang terpasang besar-besar di sana. Film gue juga belum pernah dipajang di sana. Kalaupun iya, sepertinya bukan ini yang akan membuat gue bangga.

Ada yang membuat film untuk nyari duit, bangga karena bisa memberi kehidupan layak buat anaknya.

Ada yang membuat film yang gak ingin dilupakan generasinya.

Ada yang membuat film untuk menghibur orang tua dan teman-teman, sambil sekalian memahami Tuhan.

Dia menyebut dirinya storyteller, bukan filmmaker.

Bercerita bisa dengan apa saja. Tulisan. Nyanyian. Tarian. Gambar. Foto. Boneka. Tumbuhan. Pidato. Tatapan mata.


Menjadi filmmaker di zaman seperti ini sepertinya membatasi diri sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar