Dulu dia exchange student Amerika yang pergi
ke Perancis. Awalnya dia heran kenapa lemarinya di Perancis kecil sekali, dan
hanger-nya cuma 6. Beda sekali dengan
lemari Amerika-nya yang the bigger the better.
Saat host mother-nya melihat dia memakai kaos olahraga robek-robek untuk tidur,
mukanya berubah heran tapi diam saja. Setelah mereka mulai dekat, barulah si
host mother berani bertanya kenapa dia memakai baju yang sudah robek.
Awalnya dia kira karena bahannya nyaman. Tapi
si host mother bilang banyak sekali piyama nyaman yang mampu dia beli di toko.
Gak perlu pakai baju robek. Dia akhirnya keheranan sendiri dan baru kepikiran kok
dia mau-maunya bawa kaos-kaos robek menyebrangi Samudera Atlantik.
Barulah dia memperhatikan kalau setiap hari
host parent-nya gak pernah pakai baju jelek. Baju mereka cuma sepuluh pasang.
Tapi 10 pasang baju yang menggambarkan karakter mereka dan dari kulaitas
terbaik yang mampu mereka beli.
Besoknya dia langsung beli piyama yang nyaman
dan mengurangi bajunya jadi cuma 10 pasang.
Malam itu dia tidur lebih nyenyak dari sebelumnya.
Dan kebiasaan itu terus dia bawa sampai dia pulang ke Amerika.
And she never felt better about herself.
Gue exchange student Indonesia yang pergi ke
Amerika. Lemari Amerika berasa kecil banget. Beda banget dengan lemari gue di
Indoesia. Bukan karena bangsa gue merasa the bigger the better.
Mungkin karena kita punya sejarah kekurangan
yang sangat panjang, jadi melepaskan
baju-baju lama seperti berasa menyia-nyiakan rezeki.
Akhirnya lemari gue diisi dengan barang-barang
yang gue gak terlalu suka tapi terlalu sayang untuk dikasih orang.
Hari ini gue bertekad mengurangi baju gue
hingga jadi sepuluh pasang.
Tapi kan orang Perancis saudaranya gak banyak
dan gak kawinan melulu.
20 deh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar