Senin, 14 Desember 2015

10 Pasang Baju

Dulu dia exchange student Amerika yang pergi ke Perancis. Awalnya dia heran kenapa lemarinya di Perancis kecil sekali, dan hanger-nya cuma 6.  Beda sekali dengan lemari Amerika-nya yang the bigger the better.

Saat host mother-nya melihat dia memakai  kaos olahraga robek-robek untuk tidur, mukanya berubah heran tapi diam saja. Setelah mereka mulai dekat, barulah si host mother berani bertanya kenapa dia memakai baju yang sudah robek.

Awalnya dia kira karena bahannya nyaman. Tapi si host mother bilang banyak sekali piyama nyaman yang mampu dia beli di toko. Gak perlu pakai baju robek. Dia akhirnya keheranan sendiri dan baru kepikiran kok dia mau-maunya bawa kaos-kaos robek menyebrangi Samudera Atlantik.

Barulah dia memperhatikan kalau setiap hari host parent-nya gak pernah pakai baju jelek. Baju mereka cuma sepuluh pasang. Tapi 10 pasang baju yang menggambarkan karakter mereka dan dari kulaitas terbaik yang mampu mereka beli.

Besoknya dia langsung beli piyama yang nyaman dan mengurangi bajunya jadi cuma 10 pasang.

Malam itu dia tidur lebih nyenyak dari sebelumnya. Dan kebiasaan itu terus dia bawa sampai dia pulang ke Amerika.

And she never felt better about herself.

Gue exchange student Indonesia yang pergi ke Amerika. Lemari Amerika berasa kecil banget. Beda banget dengan lemari gue di Indoesia. Bukan karena bangsa gue merasa the bigger the better.

Mungkin karena kita punya sejarah kekurangan yang sangat panjang, jadi  melepaskan baju-baju lama seperti berasa menyia-nyiakan rezeki.  

Akhirnya lemari gue diisi dengan barang-barang yang gue gak terlalu suka tapi terlalu sayang untuk dikasih orang.

Hari ini gue bertekad mengurangi baju gue hingga jadi sepuluh pasang.

Tapi kan orang Perancis saudaranya gak banyak dan gak kawinan melulu.


20 deh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar