Senin, 14 Desember 2015

Handphone dan Passion

"Yang bertanya, akan kami berikan Hand Phone ini," kata si MC dengan nada seseru mungkin untuk memeriahkan acara brand itu.

Gak ada yang angkat tangan.

Gue gemes, pengen turun dari panggung dan gantian jadi salah satu wartawan daripada jadi pembicara. Trus nanya, "Kok bisa kalian gak ada yang nanya?  Hand Phone lho!!! "

Janganlah ingat-ingat wartawan jaman Minke, di mana kerjaan wartawan dianggap panggilan. Tugas mulia untuk membukakan mata bangsanya.

"To make change, you need to be informed," kata Will Mc Avoy, karakter di Newsroom yang membuat kerjaan wartawan jadi heroik. Penyelamat bangsa dari mulut manis para politisi dan korporasi.

Wartawan yang datang hari ini sepertinya tak ada keinginan hidup. Tak tergerak mengangkat tangan walau dengan iming-iming Hand Phone yang bisa didapat tanpa  saingan.

"Pas press con 'Selamat Pagi, Malam' juga gitu kok. Wartawannya males-malesan," kata salah satu aktor.

Gue kira kasus SPM cuma karena waktu itu bentrok sama Pemilu.  All the passionate journalists gak ada yang meliput film.  Waktu Demi Ucok dan cin(T)a, wartawan masih semangat menonton dan bertanya.

Mungkin dalam dua tahun ini, memang banyak yang berubah. Hand phone sudah tidak lagi dihargai seperti dulu. Begitu juga passion.

Miss Bright Side, jangan buruk sangka dululah. Mungkin target market  Resign Club tambah banyak.


Hmmm...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar