Dulu gue pernah ngerjain iklan dibayar SGD 680
per hari. Sebulan di Singapur.
Tinggalnya di hotel sebelah kantor. Tiap wiken pulang pake SQ. Tapi itu
karena Lucky udah terlanjur janji ngedit Arisan 2, jadi gue gantiin doi.
I did not do a very good job. Mostly because I
do not have any idea about directing a commercial, which is nothing to do with
directing. It is more about handling the client's wants and needs.
Saat itu gue berasa overpaid dan underworked.
Karena kerjaan gue cuma duduk dan melihat all the super talented and
experienced people did their best, lalu bilang
iya atau tidak.
Tapi pas momen terpenting, pas client datang,
I was not being in the moment and missed a few discrepancies. Yang tentunya
langsung diselesaikan oleh the super
talented crew. I think I did not earn the client's trust. Yang juga gak jadi
masalah karena Creative Director-nya sangat kompeten dan baik hati, sehingga
gue bisa berlindung di balik doi.
Karenanya ketika kali ini gue dikasih
kesempatan untuk bekerja sama lagi dengan brand, kubacalah dulu itu buku 'The
30 seconds storyteller' karangan seorang sutradara iklan. Biar gak planga
plongo overpaid lagi.
Pasca buku 'The 30 Seconds Storyteller', gue memang lebih bisa berdiplomasi dengan
client. Tapi diplomasi gak cukup. Butuh
super power untuk tahu apa yang client mau di saat mereka pun tak tahu.
Gue duduk berpikir. Menurut gue muka bete
karakter utama bakal lucu banget kalau gue kasih sound suara macan mengggeram.
Tapi client bakal suka gak ya? After all,
mereka butuh sesuatu yang aman, yang bisa dipertanggungjawabkan ke bos mereka.
This corporate culture..., you know.
Fuck it. Masukin ajalah.
Lalu gue disalam sama si Brand Manager. Dia
bilang sekali nonton saja dia sudah ketawa. Terima kasih.
Ternyata gue dibayar karena memang gue punya insting yang mereka gak
punya. Client butuh dikasih tahu apa
yang bagus buat cerita. And I am a good
storyteller.
Jadi berasa underpaid and overworked.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar