"Gue kan sering bawa tema-tema tabu mirip
gini ke mana-mana. Gak cuma mereka yang harus dinaikkan, kita juga harus
turun," kata salah satu anak tokoh toleransi paling berani di Indonesia.
Baru kali ini gue bikin film untuk kampanye ke
anak-anak SMA. Biasanya gue bikin film panduannya cuma 'no lie, no defense'.
Gak pernah mikirin penonton reaksinya gimana.
Tadinya 'Misteri Kondom Jatuh' mau ada karakter
Arab gay, transgender muslimah, anak band gemar seks bebas, pekerja seks baik hati...
"Mending fokus ke satu hal dulu.
Mengkampanyekan pemakaian kondom aja udah bakal bayak yang menyerang. Apalagi
ditambah LGBT, PSK, habib..."
Gue merasa jadi pembuat film tanpa nyali.
Ternyata bikin film campaign yang didanai NGO gak semenyenangkan yang gue
bayangkan. Terlalu membatasi kreativitas.
"Bahkan mending kondomnya gak usah diperlihatkan..."
Eits.
Film tentang kondom tapi gak ada kondomnya?
Mungkin batasan bukan membatasi kreativitas,
malah menantang kreativitas.
"Bisa! Sekalian aja gak usah disebut
kondomnya," sambut gue happy.
Tiba-tiba tak lagi depresi sensor semakin
absurd dan ekstrimis semakin galak. Semakin kita ditekan, kita akan semakin
berkarya.
Please welcome, Misteri Anu Jatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar