Si pemeran utama Misteri Anu Jatuh ngajak
ketemuan setelah beberapa hari gagal dihubungi. Dia bilang yang mau dia omongin
gak bisa lewat telepon. Sebelum dia datang,
gue udah tahu dia gak bisa ikutan
film ini. Gue juga udah tahu kenapa.
Tapi gue datang juga.
Dia anak kyai mantan presiden dengan rambut
warna warni. Mamaknya khawatir kalau dia
ikut-ikutan film yang potensial dituduh mendukung seks bebas, keluarganya akan kena. Kemaren mereka
bikin acara Quran di-hybrid wayang aja
banyak yang menghujat.
"Kayanya kalau bokap lo masih hidup, dia
pasti berani mentertawakan mereka yang menentang wayang dalam Islam."
"Gue ngerasa gue masih kurang pintar
untuk berani," katanya menerawang rindu bapak.
"Kata bokap lo, lo anak dia paling
pinter," kata gue mengulangi katanya temannnya teman gue yang kenal dengan
bokapnya.
Dia hanya diam. Sepertinya baru ngeh harapan
banyak orang.
Andai saja dia laki-laki. Mungkin dia akan
lebih didengarkan kaumnya. Gak harus terlalu pintar.
Beberapa bulan kemudian, namanya muncul di billboard iklan pagelaran teater.
Mungkin sekarang dia udah pintar.
Mungkin teaternya gak perlu pintar.
Mungkin teaternya gak perlu pintar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar