Rabu, 09 Desember 2015

The Asal Muat girl

Jikalau pakaian gue mencerminkan siapa gue, maka gue adalah The Asal Muat girl. Untungnya sejak H&M dan M&S membanjiri Jakarta, gue dan gerombolan size 16 agak 18 lainnya jadi agak punya pilihan.

Tentunya kalau lagi punya duit.

Kriteria ke dua pemilihan baju di dunia The Asal Muat girl pasca H&M: bahannya gak perlu nyetrika. Hidup ini singkat dan terlalu berharga untuk dihabiskan bersama Kispray.

Ke tiga: yang paling atas di lemari.

Tapi sejak gue punya mesin cuci sendiri, kriteria ke tiga ini jadi berubah: tergantung warna. Ada putih week. Hitam week. Dan warna warni week. Biar nyucinya sekalian.

Mumpung sekarang H&M dan M&S semakin murah, ini zaman keemasan buat cewe-cewe gendut lebih mikirin apa gaya yang gue banget.  Apalagi di jenis pekerjaan di mana apa yang kita  pakai menaikkan probability dapet kerjaan.

Tapi H&M kan fast fashion. M&S Indonesia punya Samsul Nursalim.

Jikalau pakaian gue mencerminkan siapa gue, sekarang gue adalah The Ignorant Girl yang udah cukup puas nemu baju muat, gak peduli bagaimana baju itu dibuat.

Bah.

Gue gak mau menghabiskan 38 tahun sisa hidup gue jadi  jadi The Ignorant Syukur Ada Yang Muat Girl. I want to wear simple, respectful, comfortable clothes made by people with respect and passion on their products.

Not a bad reason to start a diet. Biar punya lebih banyak pilihan.

Warnanya hitam putih ajalah. Hemat listrik.

Pilihan ma' ho!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar