"Ini surat kuasa untuk mewakili Ibu pada
pemilihan ketua perhimpunan pemilik apartemen," kata Mbak-Mbak pengelola
sesaat setelah gue nanda tangan surat-surat sertifikat di hadapan notaris.
Gue langsung curiga. Sebelum hari ini, gue
kira ribut-ribut warga lama menuntut kinerja pengelola cuma kurang kerjaan
lebay.
Secara gue pindahan dari Kalibata, di mana
sampah dan manusia dianggap layak bersatu dalam sebuah lift. Keluar lift pun
selalu disambut lobby beraroma ayam hidup.
Standar gue terlanjur rendah. Walaupun lift
sering mati satu dan AC lift pun jarang nyala, gue tetap bahagia.
Tapi ketika pengelolanya merasa perlu
memenangkan pemilihan ketua perhimpunan pemilik, gue jadi curiga.
"Nanti saya datang saja sendiri,"
jawab gue.
Si Mbak memasukkan kembali surat kuasa
tersebut, berusaha terlihat 'all is OK, bro'.
Sejenak menyesal kenapa gue gak beli landed
house aja. Sekarang gue seumur hidup
harus berurusan dengan developer mencurigakan ini.
Landed house mahal, bo.
Oh iya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar