Senin, 14 Desember 2015

Cerita Bangsa Terjajah

Ultra HD TV 4K membuat CGI Spiderman yang dulu wow banget di IMAX jadi berasa seperti CGI.

Baru tiga tahun usianya, Spiderman sudah turun tahta dari tribun wow. Digantikan the next wow film yang sepertinya akan cepat juga berlalu seiring dengan terlalu cepat dewasanya berbagai teknologi.

Mungkinkah para penonton kecanduan wow effect akan bosan disuguhi ledakan tak bermakna dan menanti film-film seperti Forest Gump kembali ke bioskop?

Menurut Steven Spielberg dan George Lucas, satu-satunya... eh dua-duanya filmmaker yang masuk jajaran Fortune Top 500, bioskop gak akan pernah kembali ke jaman dulu. Nantinya bioskop akan menjadi seperti Broadway sekarang. Eksklusif.  Studio cuma bikin film sekali setahun. Mega budget, tapi diputarnya setahun penuh.

Artinya cuma ada satu sutradara yang akan kebagian kerjaan studio. Gimana dengan sutradara lainnya?

Sutradara lainnya bakal mencari platform lain.

Seperti HBO, Netflix, Amazon, Hulu, dan species platform lain yang gak ditemukan di habitat Republik Indonesia.

Teman-teman yang masih optimis dan punya tangan yang menjangkau jauh ke para pemegang keputusan di negara ini mencoba memberantas pembajakan di Indonesia. Species Netflix dkk tidak mungkin bisa tumbuh selama hama-hama pembajak masih memenuhi tanah Indonesia. Lama-lama para pembuat filmnya bakal ganti profesi.  Dan negara kita akan dipenuhi pemikiran hidup orang Amerika, Korea, Eropa, dan bangsa beradab lain yang semakin hari semakin kita amini memang lebih beradab.

Kita akan semakin inferior, dan semakin bercita-cita kerja dan hidup di luar negeri.

Emang kenapa kalau kita dipenuhi pemikiran bangsa lain? Mungkin cerita bangsa lain memang lebih menarik dan relevan untuk didengarkan.

Lalu gue teringat  The Greatest Story Ever Told, at least menurut sebagian warga bumi.  Tentang seorang pemuda dari negara jajahan yang doyan jalan-jalan,  nge-wine, sambil bercerita. Dia selalu bercerita tentang cinta, melalui perumpamaan, membuat bahkan orang paling bodoh dan terjajah sekalipun bisa paham.

Sebagai anak bangsa bodoh dan terjajah, kita harus tetap punya cerita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar