Di mana ada pesta, di sana Batak menari.
Dulu goyang Manado, sekarang Maumere. Bisa
lima kali digondangkan dalam satu pesta, gak pernah gagal memancing inang-inang
Batak bergoyang ke kiri dan ke kanan. Bahkan si Chica yang lagi hamil besar
bawa dua bayi kembar di perut pun masih
tetap ikut ke kanan, ke kanan, dan ke kiri, ke kiri.
Ibaratnya Amerika, Jawa itu White, Batak itu Latino.
Ngomongnya pun sama, teriak-teriak.
Tapi mereka sangat merayakan seksualitasnya.
Batak nggak.
Kok bisa? Padahal lambang kita kan dua pasang tetek. Gak mungkin
seks gak penting.
Jangan-jangan Bapak-Bapak Jerman itu lagi yang melarang
kita untuk tidak merayakan seks. Makanya kita senang sekali menari, karena cuma itu yang boleh kita rayakan tanpa malu-malu.
Puter ke kiri... Nona manis putarlah ke kanan, ke kanan...
Ke kiri
Ke kanan
Manise...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar