Rabu, 16 Maret 2011

Tragedi Komedi

Seorang ahli nuklir dengan kostum yang terlihat seperti edisi revisi dari karakter-karakter di Apollo 13 terlihat di TV dalam acara Another Berita Krisis Nuklir.

Ganti channel.

Seorang bapak berjaket ungu tua jongkok sambil megang pisau lipat. Di depannya seseorang menyirami benda di tangannya dengan air keran dari selang pink kusam made in china. Kerumunan polisi memenuhi lingkaran dalam garis kuning. Sisnya pharus puas nonton di luar.

Sabung ayam?

"Inilah detik-detik menjelang bom meledak," kata si anchor TV dengan wajah seserius mungkin.

Oh, menjinakkan bom.

Close up tangan berbekal pisau menarik sebuah kotak kecil putih dari dalam buku bercoak.

Sedetik berikutnya layar TV dipenuhi warna abu-abu bergoyang-goyang hitam dengan musik latar 'boom' dan 'aaaaaaaaaaaaaaaa'.

Booomm. Aaaaaaaaaa.

Diulang lagi.

Booomm. Aaaaaaaaaa.

Booomm. Aaaaaaaaaa.

Booomm.

Aaaaaaaaaa. Ini acara berita atau video DJ?

"Bom hanya meledak sekali. Ini hanya pengulangan video, bukan bom meledak berkali-kali," kata si anchor berusaha serius.

Booomm. Aaaaaaaaaa.

Booomm. Aaaaaaaaaa.

Booomm.

Aaaaaaaaaa. Ternyata benar tragedi itu komedi. Apalagi di tangan televisi yang tak tahu bagaimana menyajikan fakta tanpa musik mendayu-dayu.

Adegan berikutnya Kasat Reskrim terbaring di tempat tidur berjalan menelusuri lorong rumah sakit. Angle kamera dari arah depan, menghalangi gerak suster.

Bukunya tentang apa?

Apa yang akan kita lakukan berikutnya?

Di mana tim Gegana?

Tidak penting karena ini bukan berita. Ini cuma pengisi slot yang ongkos produksinya lebih murah dari reality show.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar