Sabtu, 12 Maret 2011

Wayang Golek Bahasa Batak

WAYANG GOLEK BAHASA BATAK : Hari ini jam 12.

Saat mendengar Mak Gondut akan bikin pagelaran wayang tanpa mau membiarkan orang lain menjadi dalang, I smell arrogance.

I smell failure.

But she’s my mom.

Jadi hari ini gue duduk manis sambil harap-harap cemas semoga gak terlalu memalukan.

Mak Gondut bersembunyi di balik meja. Tangan kanan megang wayang. Tangan kiri megang mic.

"Apa ini buang-buang uang?" tanya seorang bapak di belakang gue.

"Ah biasalah ibu-ibu, biar ada kegiatan," kata bapak lainnya.

Penonton yang cuma sedikit semakin tak peduli karena hanya disajikan sebuah wayang yang tak bergerak-gerak dan suara yang didialogkan seperti baca buku.

15 menit berlalu. Penonton semakin asyik mengabaikan tiga wayang di depan. Anak si dalang mulai asyik dengan BB.

Pendeta mengambil alih.

“Tolong jauhkan segala pikiran buruk. Pagelaran ini bukan buang-buang uang dan waktu. Ini untuk zending.”

Kemudian wayang golek dilanjutkan dengan penonton makan. Kali ini penonton lebih bahagia. They have something to do other than watching the show.

Dua puluh menit pagelaran selesai tanpa disadari penonton. Para dalang pulang dengan diiringi 3 tepuk tangan : gue, papi, dan bapak di sebelah papi.

Mak Gondut mengumpulkan wayang-wayangnya di panggung. Gue diam saja. Takut diidentifikasi sedarah dengan ibu-ibu si dalang wayang.

“Gimana?” tanya Mak Gondut di belakang panggung.

“Bagus,” jawab gue manis. “Tinggal ganti mic wireless biar suaranya lebih jelas dan tangan mami bisa lebih bebas mainin wayang."

Mak Gondut bahagia. Dia percaya mic-lah satu-satunya kesalahan. Bukan karena kurang latihan.

No lie, no defense? Biarlah asal doi senang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar