Minggu, 20 Maret 2011

Rich Indonesian

It's global warming time.

Gue harus peduli, biar trendi.

Mulai hari ini gue gak akan naik mobil pribadi. Taksi juga nggak. Gue akan naik angkutan kota, merendahkan diri berbagi dengan kalian agar mengurangi jejak karbonku di bumi ini.

Mau ke Plaza Indonesia atau Senayan City ya?

Angkot penuh. Bus kota bau. Damri aihhhh.

Ah kenapa sih orang Indonesia gemar sekali beranak pinak? Benar-benar tak sadar lingkungan. Semakin banyak manusia , semakin banyak carbon footprint yang harus kita bayar kepada bumi.

Ya sudah. Gue ke singapur saja.

SQ angkutan umum kan?

Ternyata singapur pun sama saja. MRT penuh. Desak-desakan. Bus apalagi.

Katanya penduduk singapura cuma empat juta? Ini semua manusia dari mana?

"Mpokkkk nyang sono sale juga taahhh!" teriak ibu-ibu sipit di belakang gua.

Oh ternyata turis Indonesia semua.

Lebih baik aku belajar sepeda. Tanpa jejak karbon dan tanpa interaksi dengan kalian, manusia kelas pekerja.

Aku terbang ke bandung. Katanya di sana ada jalur sepeda baru.

Ahhh tak ada SQ. Terpaksa bergabung lagi dengan kelas pekerja air asia.

Demi jejak karbon!

To infinity and beyond!

Bagaimana akhir dari cerita ini? Berhasilkah si rich indonesian tampil trendi dengan mengurangi carbon foot print?

Nantikan proyek udang di balik batu berikutnya : The Rich Indonesian.

Di whatever terdekat yang mau menayangkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar