Selasa, 15 Maret 2011

Sepatu Underground Laba-laba

Di saat Big Mac masih lima belas ribu, harganya sudah sejuta.

Sepatu underground laba-laba itu terlihat berbeda di antara sepatu-sepatu abu-abu berusaha milenium di tahun 2000.

Kakakku mendelik kesal melihat aku menimang-menimang si sepatu seharga sebulan gajinya.

Ujungnya menyembul kaya badut. Memakainya, gue gak akan terlihat badut.

Sepetu dibeli. Tentunya bukan gue yang bayar. Bukan juga papi. Seorang Cina teman papi dengan senang hati membayari.

Gue pake ke bazaar SMA. Sipa yang tak bertanya melihatnya?

Walaupun gue terlihat semakin tinggi dan menjauhkan lelaki, gue berjalan dengan bangga.

Lama kelamaan agak membungkuk. Keberatan sepatu. Kenapa ujungnya harus besi?

Sepatu underground laba-laba hanya dipakai beberapa kali. Tahun berikutnya, sudah tidak keren lagi.

Sepatu laba-laba disimpan rapi. Harap-harap suatu hari nanti, dia kembali dikagumi.

Sepuluh tahun kemudian, masih tersimpan rapi.

Kucoba pakai sekali, masihkah membuat diri semakin berarti?

Badut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar