Sabtu, 03 Oktober 2015

Living On A Prayer



Jane The Virgin mengejek Rafael pas tahu lagu kesukaan Rafael 'Bon Jovi - Livin On A Prayer'.

Karena gue baru tau Bon Jovi sejak era Bed Of Roses,  gue tanyakan pada Google yang bergoyang bagaimanakah dendang lagu yang dimaksud.

Ternyata 'Livin On A Prayer' bukan tentang keyakinan kepada Tuhan Yesus Kristus maupun juru selamat lainnya,  tetapi tentang Tommy dan Gina, dua lover working class  Amerika yang konon pasarnya Bon Jovi banget.

Gue bukan American working class, tapi liriknya mengingatkan gue di masa bikin film cin(T)a , saat gue masih berdoa.  

Dan sekarang setelah berkali-kali dihujat di khotbah para pendeta cuma gara-gara gue jatuh cinta ama wanita,  gue gak pernah lagi berdoa.

"What did I do wrong to you? Kok lu benci banget ama gue?" pengennya gue teriakin tuh pendeta. Kalau gak gara-gara si Papi pingsan mulu di gereja, gak bakal juga gue dateng ke sini.

Tapi apa hubungannya dihujat pendeta sama berhenti berdoa?

"Living On A Prayer is definitely non-denominational," kata Bon Jovi di salah satu wawancara.

This non-denominational prayer certainly needs no approval from them.  Just like Tommy and Gina, we gotta hold on to what we've got.
It doesn't make a difference if we make it or not.
We've got each other and that's a lot.
For love, we'll give it a shot.

We're half way there.
Living on a prayer.
Take my hand and we'll make it, I swear.
Whoa, livin on a prayer.

Yasmin Ahmad pun tiap pagi sholat sambil nangis-nangis. Mungkin sholat sambil nangis-nangis setiap pagi itulah yang membuat dia bisa berdiri dengan penuh keberanian dan kebahagiaan menjadi transgender, intersex, or whatever di negara muna kaya Malaysia. 


Come on. You can only get through this by living on a prayer.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar