Shakespeare sih gak pernah ngerasain gak punya
nama. Buat anak yang gak punya nama, nama itu menjadi penting. Demikian juga bagi si sutradara yang
memfilmkannya.
Gue jadi mikir nama gue sendiri.
Gue gak suka nama gue. Nama gue ada lima dan
rupa-rupa warnanya. Seakan dikumpulkan dari lima orang berbeda dan disatukan
tanpa rapat temu muka.
Begitulah yang terjadi.
Sari dari Mami, karena gue lahir di Sari Ningsih.
Untung bukan di Boromeus.
Astrid dari Papi, gak tau artinya tapi mungkin
saat itu lagi dianggap keren mengingat banyaknya nama Astrid di Batak-Batak
seumuran gue.
Mananda dari Opung, dipenggal dari kata-kata
Alkitab 'Mananda Jahowa' yang artinya mengenal
Tuhan.
Maria dari Opung satu lagi, sehingga nama gue
menjadi Sari Astrid Mananda Maria.
Gak jadi mengenal Tuhan deh. Jadinya mengenal
Maria.
Makanya gue lesbi kalik ya?
Kebetulan gue begitu lulus kerja di
Singapur, jadi ada kesempatan nge-branding
ulang nama gue yang tak ada unity dalam diversity-nya itu.
Kusingkatlah tiga nama gue yang depan jadi S A M. Ditambah
Maria, jadilah Sammaria.
Waktu di Singapur, gue dipanggil Sam. Somehow
nama Sam terdengar 'tough girl' banget dalam pembicaraan berbahasa Inggris.
Balik ke Indonesia, Sam Simanjuntak jadi
terdengar seperti gue mau bikin album Pop Batak.
Ada juga yang berinisiatif memanggil Maria.
Atau Ria. Kayanya orang Indonesia gak rela berlama-lama memanggil dengan nama
sepanjang Sammaria.
Haruskah gue rebranding diri menjadi some name
yang lebih gampang disingkat lidah Indonesia?
Tapi gue merasa Sammaria itu gue banget.
Sammaria itu mengingatkan gue pada kisah Yesus yang meminta air pada seorang
perempuan Samaria padahal orang Yahudi biasanya najis berbagi apapun dengan
orang Samaria. Apalagi yang suka berganti lelaki seperti doi.
Nama Sammaria membuat gue merasa menjadi
pendosa yang tidak dihakimi Yesus. Mereka berbagi air putih tanpa peduli apa
kata dunia.
Dan menurut web nama-nama bayi, Sammaria
artinya gunung penjaga, atau yang dijaga Tuhan. Kayanya gue butuh deh dijagain.
Mulai sekarang, panggil gue Sammaria.
"Tid, beli Chatime yuk."
*ngekor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar