Selasa, 06 Oktober 2015

Kalau Mati Nanti



"Kalau mati nanti, mami mau bunganya banyak. Tulip di mana-mana! Ingat kau itu ya!" seru Mak Gondut melirik gue mengingat peti mati Opung Mak yang bebas tulip.

Tulip kan mahal? Harus impor dari Sngapur.

"Nanti mami bikinkan deposito biar gak abis duit kau," sabda Mak menjawab suara hatiku.

"Kalau Atid mati mau dibakar aja ah. Gak repot."

"Ya itu kaulah. Kalau Mami,  bunganya harus banyak. Kalau gak, awas kau! Bangkit lagi nanti mami."

Demi kedamaian dunia yang bebas zombie Mak Gondut, sebaiknya tulip-tulip itu segera ditumbuhkan di Indonesia.

"Kalau kalian selfie dekat Mami, Mami pun ntar ikut selfie," kata Mak.

Teringat acara Opung Mak kemaren,  begitu banyaknya manusia Indonesia yang hobi selfie tersenyum di sebelah mayat yang membiru.

Mungkin pasca Mak Gondut, gak akan ada lagi yang mau selfie bareng mayat.

"Kalau Papi maunya gimana?" tanya gue pada Papi yang diam saja cemberut mengawasi Mak Gondut yang katanya lagi infeksi paru tapi makan Blizzard Oreo. Seakan hendak mempercepat  dikelilingi tulip.

"Ya teserah kalianlah. Papi kan udah gak ngerasain lagi,"

"Abang nanti di Taman makan pahlawan aja," sambar Mak. "Murah, gak akan digusur."


Deden gak ikut komentar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar