Papi senang sekali, pembantu barunya bisa
segala.
Sarman dan Darsih sepasang suami istri dari
kampung bapaknya Bang Gigit. Sarman dulunya bekas supir truk. Jadi bisa disuruh
nyetir, dan bisa diandalkan benerin genteng. Darsih pintar memasak dan
menjahit. BH-BH rusak terpakai kembali berkat keahliannya.
Selama Mak Gondut dan Papi ke Eropa, rumah
terasa tenang dan damai. Boni dan Manohara dimandikan, dan segala pelosok kebun
dirapikan.
Begitu Mak pulang dari Eropa, langsung mereka
minta pulang.
"Mami cuma negor dia kalau masak telor
jangan banyak-banyak. Nanti gak ada yang makan. Eh dia malah minta
pulang," tangkis Mak Gondut membela
diri.
Walau gue curiga mungkin cara Mak Gondut tidak
bersahabat. Sudah berkali-kali pembantu minta pulang, pastinya bukan karena
Papi. Papi selalu bersahabat, tak pernah
menganggap pembantu itu pembantu.
"Pembantu itu harus dianggap kawan,"
kata Papi sambil membelikan mereka kopi dan Indomie.
Tapi tekad Darsih sudah bulat. Dia mau pulang.
"Ya nanti kita cari lagi," kata Papi
di tengah-tengah pusing kepala yang entah kenapa sebabnya. Sampai setelah
dokter jantung, dokter lambung, dan dokter darah, papi tetap pusing-pusing.
"Atau biarlah Mami yang cari. Papi capek."
Sarman pun gak jadi pulang. Kasian sama Papi.
Tapi cuma tahan sebulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar