Minggu, 25 Oktober 2015

A Better Human

Suara Ucu melompat-lompat girang ketika lewat Whatsapp Phone patah-patah, gue menyetujui menjaadi produser partner-nya di  'A Better Man'.

Gue kirain kisahnya tentang si Ucu, seorang filmmaker yang peduli kemanusiaan  yang pas Pemilu lalu mendukung capres Jokowi. Setelah melihat idolanya naik tahta, berkuasa, dan mendukung Eksekusi Mati, Bela Negara, dan pembayaran hutang Bakrie...  ke manakah sekarang para pendukung Jokowi?

Ternyata filmnya lebih tentang Jokowi. Bukan Ucu.

Setelah menyaksikan banyak pemimpin berslogan 'harapan' dalam berbagai bahasa mencoba dan gagal, kenapa harus kita membuat film lagi tentang Jokowi?

Ucu mengemukakan berbagai alasan kenapa film ini harus tentang Jokowi dan kenapa dia tidak bisa bekerja sama dengan seorang produser yang tidak mendukung visinya.

Tentunya gue mengerti. Tapi gue gak mau bikin sesuatu yang gue gak mengerti.

Gue tumbuh di antara tentara. Gue tahu Om itu dari dulu kantornya di Bakrie Tower tapi kok dukung Jokowi.  Om yang itu benci Kopassus tapi kok dukung Prabowo?

Mereka berbeda ketika masuk televisi, membuat gue semakin tak ingin menghabiskan tahun-tahun gue membuat film tentang capres dukungan mereka.

Ucu akhirnya sendiri.

"Gue mau bikin film yang diingat generasi gue," kata Ucu.

I believe she will.  And I will always support her as her friend, not her partner.


 "Kalau butuh terjemahin Bahasa Inggris, kabarin aja Cu."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar