Suara Ucu melompat-lompat girang ketika lewat
Whatsapp Phone patah-patah, gue menyetujui menjaadi produser partner-nya
di 'A Better Man'.
Gue kirain kisahnya tentang si Ucu, seorang
filmmaker yang peduli kemanusiaan yang
pas Pemilu lalu mendukung capres Jokowi. Setelah melihat idolanya naik tahta,
berkuasa, dan mendukung Eksekusi Mati, Bela Negara, dan pembayaran hutang
Bakrie... ke manakah sekarang para
pendukung Jokowi?
Ternyata filmnya lebih tentang Jokowi. Bukan
Ucu.
Setelah menyaksikan banyak pemimpin berslogan
'harapan' dalam berbagai bahasa mencoba dan gagal, kenapa harus kita membuat
film lagi tentang Jokowi?
Ucu mengemukakan berbagai alasan kenapa film
ini harus tentang Jokowi dan kenapa dia tidak bisa bekerja sama dengan seorang
produser yang tidak mendukung visinya.
Tentunya gue mengerti. Tapi gue gak mau bikin
sesuatu yang gue gak mengerti.
Gue tumbuh di antara tentara. Gue tahu Om itu dari
dulu kantornya di Bakrie Tower tapi kok dukung Jokowi. Om yang itu benci Kopassus tapi kok dukung
Prabowo?
Mereka berbeda ketika masuk televisi, membuat
gue semakin tak ingin menghabiskan tahun-tahun gue membuat film tentang capres
dukungan mereka.
Ucu akhirnya sendiri.
"Gue mau bikin film yang diingat generasi
gue," kata Ucu.
I believe she will. And I will always support her as her friend,
not her partner.
"Kalau butuh terjemahin Bahasa Inggris,
kabarin aja Cu."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar