Rabu, 28 Oktober 2015

Jangan Mak Gondut

"Jangan Mak Gondut lagi ah. Nanti semua film gue isinya Mak Gondut," jawab gue menolak usul Sally untuk peran Nenek yang cuma muncul satu scene.

Teringat analisa Bang Joko ketika kita mencoba menyimpulkan film beberaapa sutradara dengan hanya satu kalimat.  Bang Joko selalu punya karakter gay tapi selalu di pinggir. Yang lain gak pernah ada karakter ayah.

"Kalau si Atid pasti ada Mak Gondut!" katanya sambil tertawa terkekeh-kekeh, membuat gue merasa seperti anak mami.

Makanya gue langsung menjauhkan segala kemungkinan Mak Gondut muncul lagi di film ini. Padahal gue yakin kalau dia yang main pasti lucu.

"Mak Gondut ajaaaa!" seru salah satu Produser saat gue mengusulkan Aming pasti hits jadi nenek-nenek.

Kenapa sih gue gak mau kerja sama Mak Gondut? Once upon a time, gue sangat bangga karena bisa mewujudkn mimpi Mak Gondut jadi artis.

Sebenarnya gak cuma Mak Gondut. Gue gak mau bekerja dengan yang itu-itu lagi. Mungkin karena dulu orang akuisisi sebuah TV pernah ngomong ke gue.

"Lain kali kalau bikin film, yang main jangan Jihan ama Sunny terus ya." 

Padahal Martin Scorsese juga selalu make Leonardo Dicaprio, tapi gak ada yang menyarankan dia ganti aktor lain. 

Tapi itu kan Martin Scorsese. Udah dicobanya berbagai jenis aktor sebelum settle dengan Leonardo. Mungkin ada bagusnya gue mencoba aktor-aktor lain yang gak terdaftar di zona aman gue.

Casting pun terus berlanjut. Mencari nenek-Nenek bulus yang mukanya keliatan hobby bikin gara-gara, tapi memang gak ada yang selucu Mak Gondut.

Akhirnya gue menyerah, toh hanya satu scene.

"Ini si Nenek sayang ya cuma muncul satu scene. Kayanya bisa kita utilize lagi deh," kata client.

Dan scene si Nenek pun bertambah.


Bah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar