Weak minded vulnerable ignorant people
contohnya adalah si Philomena, emak2 dari suburb Irlandia yang gak pernah tahu berita
terakhir di BBC, bacanya roman picisan, percaya
Tuhan itu ada, dan cuma peduli nyari anaknya yang diambil dari dia sejak kecil.
Seperti gue juga.
Bedanya gue cuma peduli sama film gue dan gak
tahu kalau Bandung mau pindah ke Bandung Timur. Gak tahu kalau Malaysia
kehilangan pesawatnya. Gak tahu juga kalau industri film Amerika dibuat untuk
jualan jagung. That's ignorant.
Weak minded karena gue bangga kalau film gue
masuk Cannes atau festival buatan bule-bule lainnya. Gak bisa ngeliat kalau
film gue bagus apa adanya tanpa approval siapapun.
Vulnerable karena yang bisa membuat gue
menangis hanya mengingat cinta lama yang gak kesampaian. Sementara
tetangga-tetangga Kalibata kebanjiran, gue tenang-tenang saja.
Kalau gue ketemu wartawan BBC ini, gue pasti
akan digolongkan weak minded vulnerable ignorant people, seperti halnya
Philomena.
"I don't wanna be angry like you,"
kata Philomena di akhir cerita.
Philomena dengan lapang hati memaafkan
suster-suster munafik yang menjual anaknya ke Amerika atas nama Yesus.
Sementara si wartawan tetap marah , tetap gak percaya Tuhan, dan takjub dengan
kelapangan hati Philomena.
Film ditutup dengan si wartawan mendengarkan
The weak minded vulnerable ignorant lady menceritakan kelanjutan dari akhir
roman picisan bacaannya.
Si wartawan kemudian menuliskan ceritanya, dan
film itu kemudian dibuat menjadi film Hollywood dan masuk jadi nominasi Best Film. Philomena diundang ke Oscar.
Masih ada harapan bagi the weak minded
ignorant vulnerable people like us.
Just let it go.
Wait, itu film lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar