"Tapi kalian punya day job kan? Gak ini
aja?" tanya istri seorang expat Singapura yang sehari-harinya menjadi tea
conoiseur.
Gue hanya tertawa dan dengan yakin menjawab,
"This is our day job."
Wajahnya bergantian memandangi gue, Sunny, dan
Astrid dengan kaos dan jeans masng-masing. Wajahnya khawatir, tapi terlalu
sopan untuk berkomentar apapun.
Gue jadi gak seyakin tadi. Emang gue
semengkhawatirkan itu?
"Es campurnya, mbak," pelayan datang
membawa kebahagiaan.
Gue menyeruput es campur dengan bahagia. Lupa
gue seharusnya khawatir akan masa depan.
Our day job is to be happy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar