Seorang teman menelepon, mengajak gue jadi
moderator sebuah ngobrol-ngobrol santai di perpustakaan miliknya.
"Pengennya gak usah yang heboh-heboh
ngundang kaya Nia Dinata atau Ayu Utami gitu."
Dan diajaklah gue.
"Kan tahun lalu udah party-party, ulang tahun
yang sekarang pengennya lebih one on one," katanya lagi mengingatkan party
ulang tahun Rumah Buku tahun lalu.
Saat itu gue datang telat, langsung menyasar
sisa-sisa tumpeng dan kue-kue manis sementara dia bermusik ria di depan. Gue
datang bersama Ibu Marintan. Saat itu memang hampir tiap
hari gue bertemu Ibu Marintan. Kayanya
karena saat itu gue mengira Dongeng Bawah Angin akan segera shooting bulan
berikutnya.
Tak terasa sudah satu tahun dan script Dongeng
Bawah Angin belum final juga.
Bukan karena gue terlalu sibuk menyiapkan
launching Selamat Pagi, Malam. Ada beberapa hari yang bisa dengan leluasa gue
pergunakan menulis tapi tidak juga menulis.
Takut.
Sudah film ke tiga ternyata gue masih takut
juga.
Jangankan menulis film panjang. Memulai
menulis blog pun menakutkan.
Empat belas hari yang lalu gue seharusnya
menulis blog, tapi ditunda ke tomorrow. Empat belas hari berlalu dan that tomorrow tak kunjung tiba. Gue melolong-lolong karena tidak mampu menjelaskan banyak perasaan
dalam kata-kata.
Untung ada brief wawancara pendiri Rumah Buku
yang harus gue baca. Jadi ada alasan menunda menulis.
"Nulis itu ibarat taik. Kalau taik-nya
mau bagus ya harus makan yang banyak dan
sehat," katanya.
I did. Dua minggu ini bukannya menulis, gue
malah makan banyak-banyak. Tidak sehat sih. Martabak dan berlemak. Akhirnya
taik di pagi hari menjadi ciprit-ciprit
tercerai berai dan blog belum juga
ditulis.
Tapi warnanya lumayan kuning sehat kok.
Seperti warna kaosnya yang gue pinjam
dan tidak berencana dikembalikan.
"Kalau mau menulis, ya harus banyak
membaca yang sehat," katanya melanjutkan nasehat.
Oh mungkin itu makanya gue tidak menulis.
Bukan gara-gara makanan.
Mungkin semuanya ini berkaitan.
Kebanyakan makan, nggak nulis-nulis, mencuri
kaos, dan melolong rindu.
Daripada melolong mungkin lebih baik menulis. Agar di bulan purnama nanti gue tidak terbawa
gila dan merusak telinga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar