"Aduh Sorrrriii banget. Dia tuh udah mau
dateng. Tapi tiba-tiba harus nemenin emaknya," kata si Mak Comblang yang
gagal mendatangkan pasangan untuk gue malam itu. Padahal udah beli baju baru.
"Tapi kan good thingnya ketahuan dia
sayang emak boooo.... kaya elo juga."
"Ihhhhh gue mana sayang emak. Ada juga
gue musuh kalik ama emak gue."
"Elo tuh mother complex, tauk!" kata
si sutradara pemerhati gerak gerik sesama dan dampaknya pada orientasi seksual manusia.
"Nggak lah. Orang gue gak pernah akur ama
emak gue." tampik gue menceritakan berbagai alasan kenapa gue tidak
mother complex. Walaupun dalam hati teringat foto Mak Gondut muda yang masih langsing dan ternyata mirip kakak kelas kecengan gue.
Langsung ilfeel begitu tau dia mirip Mak Gondut.
Ganti topik.
"Film berikut gue itu judulnya Dongeng
Bawah Angin. Dark thriller gitu... musiknya ada unsur sordam pemanggil
arwah... pokoknya kaya Black Swan tapi versi Asia. Batak tepatnya. Yang gue bayangin paling keren sih adegan membangkitkan si anak dari kematian tapi pakai tarian..."
"Ceritanya tentang apa?"
"Ibu dan anak..."
Jeng jeng.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar