"Gue boleh minta payment gue sebagian
dibayarkan duluan gak?" pinta graphic designer film Selamat Pagi, Malam
yang rumahnya kebanjiran di kawasan Bandung Selatan.
Banjir kali ini tidak hanya datang dari bawah,
tapi juga dari atap. Angin kencang mengusir genteng-genteng dan mengundang air
bah masuk rumah.
Untung macbook-nya yang biasanya nongkrong di
atas tempat tidur hari itu tidak di sana. Jadi seluruh pekerjaan poster Selamat
Pagi Malam dan lain-lain masih selamat.
Kepompong Gendut yang sedang sangat aware
dengan cash flow pun mulai menghitung. Fee-nya belum seharusnya jatuh tempo.
Bisa mengganggu cash flow kepompong gendut yang semakin menipis, berbanding
terbalik dengan air di Bandung Selatan.
Banyak penderitaan yang sedang terjadi dan kadang
gue bertanya kenapa gue masih membuat film, bukannya jadi urban designer dan
mendesain kota biar gak lagi kebanjiran.
Film tidak bisa merubah keadaan. Cuma
masturbasi si pembuat?
"A film offers an escape, a hope that you
cannot get from reality," kata Ellen de Generees di tengah-tengah para
nominasi Oscar yang malam itu berasa seperti teman-teman ngumpul-ngumpul makan
pizza sambil bagi-bagi piala.
A simple lyrics from John Lennon bisa merubah
mindset satu generasi jadi anti perang. Tapi kita bukan John Lennon. Mungkinkah
film kita membawa perubahan?
Mungkin kita cuma masturbasi dan menyenangkan
diri sendiri. Tapi saat ini, apa yang bisa dilakukan ya dilakukan.
*transfer succeed
Tidak ada komentar:
Posting Komentar