Gue menelungkup hangat dengan selimut bulu
putih yang dulu dibeli untuk dia. Saat ini sudah tak wangi dan tak putih lagi.
Walau tak cukup lebar menutupi jeri-jemari kaki, tapi cukup menghangatkan
malam-malam sendiri.
Sayup-sayup dari luar gue mendengar suara perempuan
lain. Tadinya mau bangun dan menyapa,
gak jadi karena mereka ngomongin gue.
"Si Atid kayanya udah balik gendut lagi
ya? Kenapa sih dia?" tanya si perempuan.
"Mostly masalah percintaan," jawab
si lelaki sambil membuat kue coklat. Baunya hampir menggoda gue untuk bangun,
tapi tetap bertahan karena kekepoan.
"Percintaan mana? Masih yang dulu itu?"
"Iya kayanya."
Padahal gue selalu bilang ke dia kalau gue sudah
baik-baik saja. Penyebab jerawat dan kegendutan sudah gue lemparkan pada pekerjaan
yang membuat mahkluk pagi ini bobo sering
jam 3 pagi. Sudah gue salahkan juga
kurang minum air putih. Salahkan makan sembarangan.
Salahkan pencurian coklat. Dan berbagai alasan lainnya.
Gue kira dia percaya.
Mereka melanjutkan makan kue coklat bebas
tepung bikinannya. Gue tetap bersembunyi di dalam kamar. Sudah terlanjur
pura-pura tidur, dilanjutkan saja sampai pagi.
Gue merapatkan selimut, membayangkan malam ini
gue dipeluk.
Mungkin besok wajah ini akan kembali mulus dan
badan langsing singset jelita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar